Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, usai hujan berkepanjangan sejak Ahad, 2 Maret lalu, merusak tujuh unit jembatan dan menyebabkan seorang warga lokal meninggal dunia akibat hanyut. Bencana hidrometeorologi itu berdampak terhadap 1.399 jiwa dari 381 keluarga. Selain di Kecamatan Cisarua di Bogor, air juga merendam Kecamatan Bojonggede, Kecamatan Rumpin dan Kecamatan Parung Panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto sempat meninjau lokasi terdampak banjir bandang di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, pada Senin, 3 Maret 2025. Dia menginstruksikan penanganan darurat, bagi 346 jiwa yang mengungsi maupun mereka yang bertahan di rumah masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kebutuhan masyarakat yang terkena banjir, khususnya yang mengungsi, betul-betul kami penuhi semaksimal mungkin,” ujar Suharyanto melalui keterangan tertulis pada Selasa, 4 Maret 2025.
Suharyanto dan Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi menyusuri gang sempit untuk mencapai lokasi terdampak. Keduanya meninjau permukiman penduduk di bantaran sungai yang rusak akibat terjangan banjir bandang. Mereka menjanjikan pemulihan situasi, mencakup rehabilitasi dan rekonstruksi, bagi warga yang rumahnya rusak.
Menurut hasil kaji cepat, kata Suharyanto, ada setidaknya ada 24 rumah rusak ringan, 1 rusak kategori sedang, serta 16 rumah rusak berat. “Yang rumahnya rusak, baik ringan, sedang, dan berat akan dibantu oleh pemerintah,” tutur Suharyanto.
Tim BNPB bermitra dengan Markas Besar TNI untuk menggarap jembatan bailey. Akses penghubung sementara itu bisa dipakai hingga tiga pekan ke depan. “Tiga minggu ini krusial. Menjelang libur Idul Fitri dan libur nasional jangan sampai jembatan ini masih putus,” ucap Suharyanto.
Pilihan Editor: Beda RON 92-90, Alasan Kenapa Publik Marah kepada Pertamina