Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir rob melanda di sejumlah wilayah pesisir utara Provinsi Jawa Tengah. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), adanya fenomena perigee disebut menjadi penyebab banjir rob tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, seperti apa itu fenomena perigee?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari National Geographic, perigee merupakan fenomena astronomi yang mengacu pada kondisi jarak terdekat bulan ke bumi. Bulan dimungkinkan bisa menjauh dan mendekati bumi karena orbitnya yang tidak berbentuk lingkaran sempurna (elips).
Ketika bulan berada di titik terjauh dengan bumi, maka disebut apogee. Sementara perigee adalah titik terdekat bulan selama rute mengelilingi bumi. Pada kondisi inilah bulan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama saat apogee.
Istilah perigee seringkali disebut juga dengan Supermoon, namun hal ini ternyata keliru. Supermoon, mengutip Britannica, adalah istilah yang diciptakan astrolog Richard Nolle untuk menyebut penampakan bulan purnama semasa perigee.
Efek perigee
Nolle mengklaim jika supermoon tidak terkait dengan adanya peristiwa bencana tertentu. Sebaliknya, perigee bisa memicu terjadinya bencana cuaca buruk, seperti banjir rob yang terjadi di pesisir utara Jawa Tengah.
Melansir Ocean Service, bencana banjir rob yang disebabkan fenomena perigee terjadi karena tarikan gravitasi bulan yang mengalami peningkatan. Bahkan, tarikan gravitasi Bulan paling kuat terjadi saat perigee.
Selama periode tersebut, tarikan gravitasi yang kuat berkontribusi meningkatkan variasi yang lebih besar dalam rata-rata air pasang dan surut laut di permukaan Bumi. Pada puncak pasang, tak ayal bisa memicu terjadinya banjir rob karena intensitas air yang meningkat.
Namun, tidak semua pasang dan surut air laut hanya disebabkan oleh fenomena perigee. Terdapat banyak faktor lain, seperti efek musiman pada ketinggian air rata-rata dan permukaan air yang lebih tinggi karena ekspansi termal air yang lebih hangat.
Sebelumnya, BMKG telah merilis informasi potensi banjir pesisir di beberapa wilayah Indonesia bersamaan adanya fase bulan purnama dan kondisi fenomena perigee. Sedangkan banjir di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah mulai terjadi sejak 23 Mei 2022.
Beberapa wilayah, misalnya Semarang, Brebes, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Batang, Demak, Pati terdampak banjir rob. Bahkan, banjir rob yang terjadi di Semarang diperparah jebolnya tanggul. Akibatnya air tumpah dan merendam rumah-rumah warga, hingga melumpuhkan aktivitas Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
HARIS SETYAWAN