Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Garam Bisa Modifikasi Cuaca, Begini Prosesnya?

Garam bukan sekedar bumbu di dapur. Ini keajaiban garam yang bisa memodifikasi cuaca

31 Desember 2022 | 06.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas memindahkan karung yang berisi garam ke dalam pesawat Cassa C-212 milik Skadron IV Lanud Abdulrachman Saleh di Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang (Lanud SMH) Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 10 Juni 2022. Selama operasi TMC di Sumatera Selatan yaitu sejak 27 Mei 2022, sebanyak 12,8 ton garam telah disemai di udara sehingga berhasil membuat hujan dan menaikkan tinggi muka air tanah di kanal-kanal produksi milik perusahaan perkebunan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sedang giat melakukan modifikasi cuaca menggunakan garam di sejumlah daerah.

Hal itu dilakukan sebagai respon atas puncak Musim Hujan di sebagian besar wilayah. Zona Musim atau ZOM diprakirakan terjadi pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023 sebanyak 295 ZOM. Di beberapa wilayah bahkan disebut mengalami cuaca ekstrem. Alhasil modifikasi cuaca dipandang perlu dilakukan.

Baca : Antisipasi Badai, Pemprov DKI Siapkan Skema Modifikasi Cuaca

Penaburan garam ini bisa disebut sebagai Teknologi Moditifikasi Cuaca atau TMC. Mengutip National Geographic Indonesia menyebutkan operasi TMC disesuaikan dengan target di mana penyemaian inti kondensasi (garam) dilakukan ke awan-awan hujan yang telah terdeteksi.

Penyemaian garam ini dilakukan agar proses kondensasi berlangsung lebih cepat dan hujan dapat segera turun sebelum awan-awan hujan tersebut mencapai lokasi KTT G20.

Penyemaian awan menggunakan garam yang terdiri atas natrium klorida atau kalium klorida. Penyemaian awan dalah metode ilmiah yang digunakan untuk mengubah pola cuaca alami dan meningkatkan curah hujan di lokasi tertentu.

Dengan meningkatkan curah hujan pada waktu tertentu di lokasi tertentu, kita dapat secara efektif dapat mencegah hujan turun di waktu lain dan di lokasi lain di dekatnya.

Penyemaian awan biasanya dilakukan oleh pilot yang terbang ke area yang lembap di atmosfer. Hal ini membutuhkan menerbangkan pesawat kecil yang dapat dengan mudah menavigasi melalui cuaca badai, seperti Cessna atau Beechcraft King Air.
  
Untuk menyemai awan, pilot terbang langsung ke awan kumulonimbus, atau awan kumulus yang menjulang tinggi. Mereka menyerupai marshmallow yang tinggi dan halus dan dibentuk oleh aliran udara ke atas yang kuat dari tanah. Seiring waktu, awan ini biasanya berkembang menjadi badai petir.

Setelah pesawat terbang di dalam awan, pilot menyalakan salah satu dari lusinan suar yang dipasang di sayap pesawat dengan mekanisme penembakan di kokpit. Suar yang ditembakkan melepaskan asap dan senyawa garam, seperti natrium klorida atau kalium klorida, ke udara, yang menarik uap air di awan untuk membentuk tetesan air. Tetesan ini menyatu menjadi tetesan yang lebih besar dan, setelah cukup berat, akhirnya bisa jatuh sebagai hujan.

Operasi penyemaian awan menggunakan garam dapat memakan waktu tiga hingga empat jam. Selama waktu itu pilot dapat melepaskan puluhan suar. Semakin banyak garam dan asap yang disuntikkan ke udara, semakin baik peluang menghasilkan hujan.

Semakin banyak hujan yang telah tertentu di jam tertentu dan di lokasi tertentu, semakin besar peluang hujan tidak akan turun di jam lain dan lokasi lain di dekatnya.

NOVITA ANDRIAN 

Baca : Harga Garam Naik, Mendag Sebut RI Terlalu Banyak Impor

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus