Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Gempa Susulan di Yogyakarta Tercatat 25 Kali, 1 Korban Meninggal karena Kaget

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan beberapa kali ia memperbarui jumlah data gempa susulan.

1 Juli 2023 | 06.15 WIB

Monitor dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta (BPPTKG) soal kondisi Gunung Merapi setelah terjadi gempa Yogyakarta, Jumat, 30 Juni 2023. Istimewa
Perbesar
Monitor dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta (BPPTKG) soal kondisi Gunung Merapi setelah terjadi gempa Yogyakarta, Jumat, 30 Juni 2023. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Magnitudo 6,0 yang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya pada Jumat, 30 Juni 2023 pukul 19.57.43 WIB membuat kerusakan bangunan serta korban jiwa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan beberapa kali ia memperbarui jumlah data gempa susulan. "Laporan update gempa susulan sampai saat ini ini tercatat 25 kali gempa susulan dengan magnitudo 2,8 sampai dengan 4,2," kata Dwikorita dlam saat konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui Zoom pada Jumat malam, 30 Juni 203. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mengenai dampak gempa bumi, Dwikorita menyebutkan terjadi kerusakan dari tingkat ringan hingga sedang. Menurut data sementara, lokasi kerusakan terjadi di Kecamatan Piyungan, Kasihan Kabupaten Bantul, Desa Jetis Kidul, Kec. Arjosari, Kabupaten Pacitan, Kec. Pracimantoro dan Kabupaten Wonogiri. 

Selain kerusakan bangunan, gempa tersebut juga memakan korban. Kepala pelaksana BPBD kabupaten Bantul Agus Yuli Herwanto menyatakan adanya korban jiwa. Korban, kata dia, meninggal dunia karena kaget. Sedangkan satu orang terluka karena berlari ketakutan dan terjatuh.

Mengingat gempa susulan masih mungkin terus terjadi, Dwikorita meminta warga waspada karena dapat berpotensi menimbulkan kerusakan bangunan yang kondisinya sudah lapuk. Ia meminta untuk tidak menempati bangunan yang secara struktur sudah rusak. 

Bagi warga yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam, Dwikorita meminta tetap waspada. Adanya gempa susulan dapat memicu longsoran dan reruntuhan batu. 

"Jangan percaya pada berita bohong mengenai prediksi gempa yang lebih, termasuk akan terjadi tsunami," kata Dwikorita.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus