Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang gempa dari laut mengguncang sejumlah wilayah di pesisir selatan Jawa pada Senin malam ini, 26 Agustus 2024. Guncangan terkuat dipetakan oleh BMKG dirasakan di Yogyakarta, yakni mencapai skala III-IV MMI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita populer selanjutnya tentang seruan peringatan Indonesia darurat kembali mewarnai upacara wisuda Universitas Indonesia (UI) hari kedua, Minggu 25 Agustus 2024. Selain lewat hand-banner bergambar Garuda Pancasila dengan warna latar biru yang sudah sangat menggema di media sosial, seruan kali ini juga dilakukan langsung dari atas panggung lewat salah seorang wisudawati terbaik yang ternyata membawa serta kain bendera berisi seruan yang sama lalu membentangkannya beberapa saat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, pakar gempa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Gayatri Indah Marliyani meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan soal potensi gempa Megathrust yang diprediksi bakal mengguncang Indonesia.
Gempa dari laut mengguncang sejumlah wilayah di pesisir selatan Jawa pada Senin malam ini, 26 Agustus 2024. Guncangan terkuat dipetakan oleh BMKG dirasakan di Yogyakarta, yakni mencapai skala III-IV MMI.
Artinya, gempa bisa dirasakan nyata di dalam rumah seakan ada truk melintas. Atau, bisa dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah serta membuat pintu dan jendela berderit. "Jogja kota kerasa banget, semoga tetap amat & waspada ya," kata seorang warganet membalas info gempa dari BMKG tersebut di media sosial X.
Data BMKG menyebutkan gempa yang terjadi pada pukul 19.57.42 WIB itu bermagnitudo 5,8. Pusatnya berada di Samudera Hindia 107 kilometer arah barat daya Gunungkidul, DIY. Pusat gempa berada di kedalaman 42 kilometer.
"Jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust)," bunyi keterangan yang dibagikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pasca-gempa itu.
Seruan peringatan Indonesia darurat kembali mewarnai upacara wisuda Universitas Indonesia (UI) hari kedua, Minggu 25 Agustus 2024. Selain lewat hand-banner bergambar Garuda Pancasila dengan warna latar biru yang sudah sangat menggema di media sosial, seruan kali ini juga dilakukan langsung dari atas panggung lewat salah seorang wisudawati terbaik yang ternyata membawa serta kain bendera berisi seruan yang sama lalu membentangkannya beberapa saat.
Wisudawati itu adalah Juditha Danuvanya dari Fakultas Ilmu Administrasi. "This is the least thing I can do since I have the platform to do it in front of many people! Raise the awareness! #KawalPutusanMK," katanya lewat unggahan di akun media sosial X pada Minggu malam. Saat berita ini dibuat, video aksinya itu sudah diputar lebih dari 139 ribu kali.
Seperti pada hari pertama, seruan juga banyak dilakukan lewat unjuk hand-banner bertulisan 'Peringatan Darurat' oleh sebagian wisudawan. Namun, seperti terpantau dari kanal YouTube UI Teve yang menyiarkan prosesi wisuda, seruan kali ini tak mendapat sorot langsung kamera video penyelenggara wisuda.
Kamera bahkan terkesan menghindarinya karena video lain yang beredar bisa menunjukkan ramainya acungan kertas biru tersebut. "Padahal gw sm temen2 gw udh ngangkat poster tinggi2 dan RAME banget smp kita teriakin pun tetep gamau disorot," bunyi bagian dari kekesalan yang disampaikan pemilik akun @mapetitezn di media sosial X.
Pakar gempa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Gayatri Indah Marliyani meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan soal potensi gempa Megathrust yang diprediksi bakal mengguncang Indonesia.
Dalam keterangannya di Yogyakarta, Ahad, 25 Agustus 2024, Gayatri menekankan pentingnya masyarakat membangun kesiapan diri. "Jangan menunggu bencana terjadi baru reaktif, tetapi siapkan diri selalu," kata dia, seperti dilansir Antara.
Soal kemungkinan lokasi yang menjadi pusat gempa besar itu, menurut Gayatri, biasanya ada di sekitar batas zona subduksi yang ada di antara dua lempeng, yakni lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng yang tidak dapat bergerak, kata Gayatri, menimbun energi yang kian besar dilepaskan menjadi gempa yang besar pula sehingga berpotensi memicu tsunami.
Gayatri, yang juga dosen Teknik Geologi UGM, menyatakan, gempa Megathrust yang paling besar dan pernah terjadi di zona subduksi di Valdivia, Chile Selatan, yaitu sebesar 9,5 magnitudo.