Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Seismograf Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru merekam terjadinya banjir lahar dingin atau lahar hujan Jumat sore, 12 Februari 2021. Getaran lahar hujan ini mendominasi hasil rekaman seismograf sore ini.
Baca:
Lahar Dingin Gunung Semeru Gulung Kendaraan Roda Empat di Lumajang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan informasi yang diperoleh TEMPO, laporan kegempaan menunjukkan adanya gempa letusan dan hembusan. Gempa letusan tercatat 14 kali dengan amplitudo 10-22 mm dan durasi 55-107 detik. Sementara, gempa hembusan tercatat sekali dengan amplitudo 5 mm dan durasi 33 detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Getaran banjir atau lahar hujan terekam sekali dengan amplitudo 40 mm dan durasi 7.200 detik. Petugas Pos PGA Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Liswanto dalam laporannya menyebutkan Seismograf didominasi getaran banjir.
Status aktivitas gunung api dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut tetap di level II atau waspada. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan bahwa masyarakat, pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Semeru dan jarak 5 kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Semeru.
Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. Masyarakat juga diminta menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.
Masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan dan juga mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru. Hal ini mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
DAVID PRIYASIDHARTA