Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Gunung Semeru di Jawa Timur Erupsi, Visual Letusan Tidak Teramati

Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi Selasa malam, 31 Desember 2024, pukul 20.24 WIB. Erupsi terekam dalam seismograf dengan amplitudo 20 mm.

31 Desember 2024 | 22.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, 28 Desember 2024. ANTARA/Irfan Sumanjaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Semeru di Jawa Timur, yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), erupsi Selasa malam, 31 Desember 2024, pukul 20.24 WIB. "Visual letusan tidak teramati. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam laporan tertulisnya, Selasa, 31 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan catatan petugas, Gunung Semeru erupsi 12 kali. Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.58 WIB, kemudian disusul erupsi berikutnya pukul 03.02 WIB dan 04.34 WIB. Ketiga erupsi tersebut visual letusannya teramati dengan jelas dengan tinggi kolom letusan 800 meter hingga 900 meter di atas puncak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan sembilan kali erupsi lainnya tidak teramati secara visual. Erupsi tersebut terekam dalam seismograf dengan amplitudo sekitar 20 mm dan durasi waktu selama erupsi juga tercatat dengan baik.

Liswanto menjelaskan, Gunung Semeru masih berstatus waspada. Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. "Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," kata Liswanto.

Selain itu, kata Liswanto, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus