Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sampit - Induk orang utan dan satu anaknya dievakuasi dari Desa Bapanggang Raya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Sabtu 9 Oktober 2021. Evakuasi melibatkan penembakan peluru obat bius hingga tiga kali sebelum sang induk kemudian jatuh pingsan dan bisa didekati petugas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil pemeriksaan awal dokter, tidak ditemukan bekas luka di tubuh orang utan. Keduanya, induk dan anak, langsung dibawa ke Kantor Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah di Pangkalan Bun. Dokter pun sudah mengambil sampel darah selain melakukan pemeriksaan luar sebagai bahan evaluasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nanti dari hasil pemeriksaan menyeluruh itulah baru akan diketahui apakah kedua orang utan tersebut bisa langsung dilepasliarkan di hutan, atau perlu direhabilitasi terlebih dahulu hingga benar-benar siap untuk dilepasliarkan," kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah.
Jika kondisinya dianggap sudah siap, maka orang utan akan dilepasliarkan di hutan habitat asli satwa dilindungi tersebut. Ada dua lokasi yang biasanya digunakan untuk pelepasliaran yaitu Taman Nasional Tanjung Puting dan Suaka Margasatwa Lamandau.
Sebelumnya, keberadaan induk orang utan dan anaknya iu diadukan oleh warga Desa Bapanggang Raya. Mereka, terutama yang perempuan, ketakutan ketika harus bekerja di kebun karet di desa itu. "takut kalau diserang orang utan tersebut," kata Amir Mahmud, warga.
Penyelamatan dua individu satwa langka dengan nama latin Pongo pygmaeus itu kemudian dilakukan BKSDA bersama Orangutan Foundation International (OFI). Mereka, pada Jumat, sudah berada di lokasi untuk memantau posisi keberadaan dua orang utan tersebut.
Saat evakuasi akan dilakukan hari ini, keberadaan ibu dan anak orang utan tersebut tidak jauh dari lokasi yang sama. Petugas sempat kesulitan menembakkan peluru bius karena posisi kedua orang utan di pohon yang banyak dahan dan ranting.
Petugas menembakkan tiga kali obat bius ke induk orang utan. Setelah menunggu sekitar tiga jam, baru orang utan tersebut pingsan dan jatuh sehingga bisa dievakuasi. Anak orang utan yang memeluk induknya juga dalam kondisi baik.
Induk orang utan diperkirakan berusia sekitar 15 tahun dengan berat 48 kilogram, sedangkan anaknya yang berjenis kelamin jantan diperkirakan berusia dua tahun dengan berat delapan kilogram.
Masyarakat berterima kasih kepada BKSDA yang telah melakukan penyelamatan dan merelokasi orang utan tersebut. Penyelamatan ini dinilai menjadi opsi terbaik bagi orang utan dan masyarakat setempat.