Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ingin Rayakan Tahun Baru, 15 Pendaki Ilegal Ditangkap Petugas Patroli Gunung Singgalang

Sebanyak 15 pendaki ilegal yang diamankan itu berasal dari Medan, Sumatera Utara.

1 Januari 2024 | 17.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim patroli Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat bersama kepolisian setempat mengamankan 15 pendaki ilegal di Gunung Singgalang, Minggu 31 Desember 2023. Pendaki tersebut berasal dari Medan, Sumatera Utara. (BKSDA Sumbar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim patroli Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat bersama kepolisian setempat mengamankan 15 pendaki ilegal di Gunung Singgalang. Diketahui, BKSDA Sumbar telah melarang pendakian ke gunung tersebut sejak 18 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak 15 pendaki ilegal yang diamankan itu berasal dari Medan, Sumatera Utara. Mereka hendak merayakan momen pergantian tahun di Gunung Singgalang. Pendaki ilegal ini diamankan pada Minggu, 31 Desember 2023, di pintu masuk Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Plt. Kepala BKSDA Sumbar, Lugi Hartanto mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait penutupan jalur pendakian keempat gunung di Sumbar tersebut di media sosial resmi mereka. Gunung yang ditutup ini adalah Gunung Singgalang, Gunung Marapi, Gunung Tandikek dan Gunung Sago Malintang. 

"Pengumuman penutupan kawasan konservasi (empat gunung tersebut), telah disebarluaskan, baik melalui media sosial maupun pemasangan spanduk di setiap pintu jalur pendakian. Namun faktanya masih saja ada yang melanggar," kata Lugi melalui keterangannya, Senin 1 Januari 2023.

Lugi menyebut, 15 pendaki ilegal itu diamankan itu dibawa ke  kantor Polsek X Koto untuk diberi pembinaan dan pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, Antonius Vevri meminta masyarakat ataupun pengunjung untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Keputusan menutup jalur pendakian itu telah dipertimbangkan dengan matang untuk keselamatan.

"Pengaturan pengelolaan pendakian yang diterapkan Balai KSDA Sumbar, meminta kepada para pendaki untuk tidak melakukan pendakian sampai dengan gunung dibuka kembali untuk umum," ujar Antonius. Terkait sampai kapan ditutupnya, BKSDA Sumbar menyebut hingga waktu yang belum ditentukan.

Antonius menjelaskan, tim patroli untuk pengawasan dan pengamanan aktivitas pendakian terus dilaksanakan hingga jalur pendakian dibuka kembali. Patroli tersebut digelar di lokasi Nagari Pariangan, Nagari Aie Angek, Nagari Koto Baru dan Nagari Batu Palano yang merupakan pintu masuk jalur pendakian Gunung Marapi.

Lalu patroli juga dilakukan di Nagari Sikabu pintu masuk jalur pendakian Gunung Sago, Nagari Padang Laweh pintu masuk jalur Pendakian Singgalang dan Nagari Singgalang pintu masuk jalur pendakian Gunung Tandikat.

"Melalui kerjasama dan komunikasi yang baik dengan kelompok sadar wisata di masing-masing pintu masuk, aktivitas pendakian di lokasi-lokasi tersebut diharapkan dapat dikendalikan dengan baik," ucap Antonius.

Antonius berpesan, kejadian erupsi yang menyebabkan korban jiwa di Gunung Marapi beberapa pekan lalu diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi para pendaki, terutama mematuhi rekomendasi dan aturan yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut, menurut Antonius, wisata pendakian sejatinya adalah wisata terbatas atau tidak massal. Momen akhir tahun, akan membuat atensi masyarakat meningkat sehingga pendakian akan menjadi massal dan tidak terkendali.

"Pembelajaran dari tahun sebelumnya, momen hari kemerdekaan, libur panjang maupun pergantian tahun, selalu menimbulkan dampak ekologis berupasampah dan tekanan gangguan terhadap flora fauna yang ada," kata Antonius.

Sebab itu menurut Antonius, penutupan gunung atau kawasan konservasi, sejatinya adalah upaya untuk memberikan ruang kepada alam, untuk memulihkan dirinya pasca berbagai tekanan dari manusia. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus