Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Berau - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim kalau pemerintah tidak membuka lebar-lebar keran ekspor benih bening lobster (benur). Kesadaran untuk menjaga sumber daya laut Indonesia yang melimpah dilakukan antara lain dengan KKP yang menggandeng Vietnam untuk bekerja sama budidaya pembesaran benih lobster di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vietnam, seperti diketahui, adalah negara yang biasa dituju dalam penyelundupan benih bening lobster (BBL) Indonesia. "Jadi ekspor enggak kita buka seluas-luasnya. Tidak semua jor-joran keluar, itu enggak bisa," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroho Saksono, di Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur, Kamis 19 September 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerja sama dengan Vietnam, Ipung--sapaan Pung Nugroho--menjelaskan, dilakukan dengan mendatangkan tenaga ahli dari negara itu untuk membantu budidaya dan produksi besar-besaran seperti yang dilakukan selama ini di negara asalnya menggunakan benih lobster dari Indonesia.
"BBL di Indonesia banyak sekali sumber dayanya. Saat ini kami di KKP mencoba melakukan budidaya itu dengan cara bekerja sama dengan Vietnam. Tenaga ahlinya kita bawa ke sini," ujarnya.
Kerja sama dengan Vietnam untuk pembesaran baby lobster di Indonesia disebutnya telah berjalan selama setahun belakangan. Lokasi pemodelan dibuat di Batam, di Balai Budidaya Air Laut yang dimiliki KKP di sana.
"Ini untuk diuji coba, dikembangkan, tentunya nanti akan diterapkan lagi di zona-zona yang memang perlu," ujar Ipung.
Dia berharap dengan diambilnya tenaga ahli dari Vietnam bisa membuat para peternak lobster di Indonesia bisa berkembang dengan lebih baik. Pada akhirnya benih-benih bisa dibuat besar dulu seluruhnya sebelum diekspor.