Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan produk kemasan dari rumput laut sebagai upaya mendukung program pengurangan sampah plastik. Produk alternatif dihasilkan dengan melakukan rekayasa teknologi biodegradable.
"Kemasan biodegradable diartikan sebagai film kemasan yang dapat didaur ulang dan dihancurkan secara alami," ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Artati Widiarti, dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu 29 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Biskuneo, Biskuit Setara Satu Nasi Bungkus dari BPPT
Rekayasa teknologi dilakukan melalui Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP). Hasilnya adalah kemasan biodegradable dan edible coating yang digunakan sebagai pembungkus makanan. Saat ini, produksi tersebut disebutnya masih dalam skala usaha kecil oleh M. Putra Sahban pemilik UD. Pusaka Hati Mataram, penyewa inkubasi bisnis dari BBP3KP.
Artati mengungkapkan, dalam perkembangan teknologi, kemasan tidak hanya sekedar membungkus produk saja. Tetapi melalui kemasan bisa ditambahkan satu konten atau ingredient di dalamnya seperti untuk memonitor kesegarannya. Dia membidik rekayasa teknologi itu bisa memanfaatkan pasar kemasan yang semakin luas karena perkembangan kegiatan pemasaran eceran.
"Kemasan sachet dari bahan plastik memang cantik tetapi ada hal yang perlu mendapat perhatian yaitu karena tidak mudah terurai," katanya.
Untuk itu, ucap dia, bioplastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat diperbarui, seperti pati, minyak nabati dan mikrobiota, menjadi satu solusi dalam pengurangan sampah plastik. Apalagi, Artati menambahkan, ketersediaan bahan dasar bioplastik di alam pun masih sangat melimpah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
LIPI Kembangkan Plastik dari Limbah Sawit, Terurai dalam 3 Bulan
"Indonesia adalah salah satu penghasil rumput laut terbesar di dunia dengan peningkatan produksi sebesar 30 persen setiap tahunnya," katanya sambil menambahkan, “Sangat tepat memanfaatkan potensi bahan baku rumput laut sebagai pembungkus makanan yang tidak menciptakan limbah malah bisa memberikan asupan serat dan gizi lain yang diperlukan tubuh."