Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banyuwangi - Aktivitas peledakan di tambang emas Tumpang Pitu yang mengganggu wisatawan kawasan pantai Pulau Merah mengundang respons dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kamis, 16 Mei 2024. Pelaksana tugas kepala dinas itu, Dwi Handayani, berjanji akan segera ke lokasi tambang yang dimaksud.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami akan cek lapangan atas pengaduan atau informasi yang masuk ke DLH," ujar Dwi Handayani melalui aplikasi pesan WhatsApp kepada Tempo, Kamis pagi, 16 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Handayani mengatakan semestinya aktivitas blasting tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar. Dia menunjuk ke persyaratan perencanaan teknis dan waktu yang sudah disepakati dalam dokumen. "Oleh karena itu, tim kami akan meninjau ke lapangan," ujar dia lagi.
Suasana tempat wisata pantai Pulau Merah di Banyuwangi, Jawa Timur, pada hari ini Kamis, 16 Mei 2024. Sehari sebelumnya, puluhan wisatawan yang ada di tempat itu sempat dibuat panik oleh getaran, asap, dan bau akibat aktivitas peledakan di tambang emas. (ISTIMEWA)
Tambang emas Tumpang Pitu itu berada di Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tambang emas Tujuh Bukit dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI) yang merupakan anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (kode emiten: MDKA).
Tambang Emas Tujuh Bukit berdiri di atas lahan seluas 4.998 hektare di area hutan produksi. Seluas 992 hektare kawasan yang sudah digunakan BSI untuk operasi tambang saat ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, aktivitas blasting atau peledakan di lokasi tambang emas itu dikabarkan menimbulkan getaran hingga lokasi wisata Pulau Merah, Rabu siang, 15 Mei 2024. Peristiwa itu menimbulkan kepanikan puluhan wisatawan.
Kepulan asap dan debu tampak dari lokasi pantai Pulau Merah Banyuwangi, Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu siang, 15 Mei 2024. Kepulan asap atau debu itu diduga berasal dari aktivitas blasting atau peledakan di areal tambang emas Tumpang Pitu. Foto: Istimewa
Informasi yang dihimpun Tempo dari warga yang beraktivitas di Pulau Merah, peledakan yang dilakukan BSI memang sudah di luar kewajaran. Peledakan mengganggu kehidupan laut serta nelayan dan juga kegiatan wisata Pulau Merah.
Seperti yang terjadi pada Rabu suara yang ditimbulkan cukup keras, dibarengi dengan getaran yang terasa hingga Pulau Merah. Bau obat yang diduga berasal dari lokasi peledakan dan terbawa angin hingga Pulau Merah juga terasa sangat menyengat.
"Wisatawan berhamburan dikira gempa bumi dan pada lari semua," ujar Lasmo, warga Desa Sumberagung. Saat itu ada puluhan wisatawan yang berada di lokasi pantai Pulau Merah. "Ada yang bermain selancar dan juga sedang bermain pasir," katanya.
Selain itu, Lasmo menambahkan, terlihat kepulan asap kecoklatan dari kejauhan yang berasal dari lokasi peledakan tambang emas. "Hampir setiap hari," katanya.
Belum ada keterangan yang datang dari BSI hingga Kamis pagi ini, 16 Mei 2024, perihal keluhan dan dampak dari aktivitasnya tersebut.