Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup Jakarta menilai kehadiran kawanan lumba-lumba di perairan Pulau Pramuka dan Pulau Karya, Kepulauan Seribu, memberi momentum untuk perbaikan kualitas lingkungan laut di Teluk Jakarta. Kemunculan lumba-lumba disebutkan bukan kali pertama terjadi, namun semakin sering terlihat belakangan ini, bahkan di perairan dekat pulau-pulau berpenghuni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehadiran kawanan lumba-lumba yang terbaru berhasil divideokan oleh awak Kapal Sampah Samtama 6 di perairan Pulau Pramuka pada Selasa, 7 Januari 2025. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto, satwa tersebut sebelumnya lebih sering muncul di laut lepas yang jauh dari daratan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kehadiran mereka tentu menjadi kabar baik, karena ini mengindikasikan adanya perbaikan kualitas lingkungan perairan di Kepulauan Seribu,” ujarnya kepada Tempo melalui pesan tertulis, Senin, 13 Januari 2025.
Asep mengklaim, kehadiran lumba-lumba di kawasan tersebut juga bermakna simbolis dari dukungan yang diberikan kepada para petugas kebersihan lingkungan yang biasa dikenal sebagai Pasukan DLH di lapangan. “Mereka muncul saat petugas sedang membersihkan perairan, bahkan mengikuti perahu kita. Ini menjadi motivasi tambahan bagi seluruh tim di lapangan,” katanya.
Asep menjelaskan bahwa lumba-lumba memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi lingkungan. Diklaimnya, kehadiran di sekitar Kepulauan Seribu dapat diartikan sebagai tanda positif. Alasannya, lumba-lumba tidak akan mendekat ke perairan yang tercemar atau berbahaya.
"Kehadiran mereka menunjukkan bahwa upaya perbaikan lingkungan laut yang dilakukan, seperti pengelolaan sampah dan pembersihan perairan, mulai membuahkan hasil.”
Dinas Lingkungan Hidup Jakarta berharap kehadiran lumba-lumba juga menjadi momen yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan laut untuk keberlanjutan ekosistem yang ada. Dia menekankan upaya bersama melindungi lingkungan laut tidak hanya berdampak pada keberlanjutan ekosistem, "tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati keindahan dan kekayaan alam Kepulauan Seribu.”
Pilihan Editor: Bagaimana Sampah Orang Jakarta Mencemari Pulau Pari