Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah menggencarkan penggunaan nyamuk wolbachia sebagai inovasi untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Program ini rencananya akan dilakukan di lima kota, yakni Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang. Lantas, apa itu sebenarnya wolbachia?
Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami di serangga. Dikutip dari ugm.ac.id, wolbachia terdapat secara alami pada 70 persen tubuh serangga di bumi, termasuk berbagai jenis serangga yang biasa menggigit manusia. Bakteri ini hanya hidup dalam sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur
Wolbachia terbukti mampu melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Mekanisme pencegahan DBD oleh wolbachia melalui proses perkawinan antara nyamuk aedes aegypti berwolbachia dan aedes aegypti tidak berwolbachia.
Nyamuk aedes aegypti jantan berwolbachia yang kawin dengan aedes aegypti betina menyebabkan virus dengue pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia, seluruh telurnya akan mengandung wolbachia.
Sejak keberhasilan riset yang dilakukan The World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, wolbachia digunakan sebagai upaya menekan pencegahan dan penyebaran DBD. Penelitian yang dijalankan oleh Adi Utarini itu dilakukan dengan menggunakan nyamuk aedes aegypti yang telah berbakteri wolbachia.
Penelitian tersebut dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015) dengan hasil mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen. Intervensi ini jauh lebih efektif dibandingkan pemberian vaksin dengue. Di samping itu, metode ini diklaim lebih murah dari segi pembiayaan.
Walaupun demikian, keberadaan inovasi teknologi wolbachia tidak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang telah ada di Indonesia. Masyarakat tetap diminta untuk melakukan gerakan 3M Plus, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang. Selain itu, masyarakat juga harus tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Pilihan Editor: Pakar Ungkap Faktor Anak Kena Demam Berdarah Dengue
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini