Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Bandung Barat Yan Cahya Djuarsa mengatakan jumlah pengungsi akibat bencana tanah bergerak tercatat sebanyak 151 jiwa atau 47 Kepala Keluarga (KK) hingga Sabtu, 2 Maret 2024. Bencana itu terjadi di RW 13, Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.
Fenomena tanah bergerak adalah peristiwa alam yang terjadi ketika tanah secara tiba-tiba atau perlahan-lahan bergeser dari posisinya yang semula. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai skala, mulai dari gerakan tanah yang kecil hingga bencana alam besar seperti longsor atau tanah runtuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena tanah bergerak terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Itu termasuk tanah longsor, likuifaksi (pencairan), hingga ratahan tanah yang tentu saja ketiganya mengalami gerakan tanah yang berbeda. Tanah longsor adalah massa tanah yang bergerak di sepanjang lereng dengan bidang longsoran yang melengkung dan mendatar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gerakan longsoran biasanya perlahan-lahan atau merayap, tetapi pergerakannya merusak dan meruntuhkan bangunan di atasnya, sehingga membahayakan.
Fenomena likuifaksi secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan material yang padat (solid), dalam hal ini berupa pasir lepas jenuh, yang akibat kejadian gempa, material tersebut seakan berubah karakternya seperti cairan (liquid).
Dikutip dari itb.ac.id, likuifaksi hanya bisa terjadi pada tanah yang jenuh air (saturated). Air tersebut terdapat di antara pori-pori tanah dan membentuk tekanan air pori.
Penyebab Fenomena Tanah Bergerak
Fenomena tanah bergerak dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas geologi, perubahan iklim, dan faktor manusia. Fenomena ini juga memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat. Berikut sejumlah faktor penyebab fenomena ini terjadi:
1. Curah Hujan Tinggi
Curah hujan yang tinggi dapat merusak struktur tanah dan menyebabkan penumpukan air yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat memicu longsor atau tanah runtuh.
2. Gempa Bumi
Dikutip dari laman BPBD Kabupaten Bogor, gempa bumi sering kali memicu tanah bergerak, baik secara langsung melalui getaran atau secara tidak langsung melalui penurunan tanah akibat pergerakan lempeng tektonik.
Gempa bumi dapat mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan juga likuifaksi. Gempa bumi salah satu jenis bencana alam yang sangat menyebar rata. Terjadinya gempa bumi ini tak memiliki hubungan terhadap jenis dan karakteristik tanah.
Hal ini dikarenakan kekuatan yang terkadang cukup besar maka efek negatif yang timbul akan berbeda-beda. Sebagai salah satu negara yang menjadi pertemuan beberapa lempeng dunia, Indonesia merupakan negara dengan ancaman gempa bumi yang cukup sering.
3. Pemanasan Global
Pemanasan global dapat menyebabkan pencairan gletser dan lapisan es, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko longsor dan tanah runtuh di daerah pegunungan.
4. Penggalian dan Beban Tanah
Penggalian tanah untuk pembangunan infrastruktur atau tambang dapat mengganggu stabilitas tanah dan memicu pergeseran tanah.
Selain itu, ancaman terjadinya pergerakan tanah akibat beban yang berlebih juga bisa sangat terjadi. Terutama dengan pembangunan yang terus berkelanjutan dan tak mengindahkan aspek alami. Banyak gedung pembangunan yang tak mengindahkan kaidah-kaidah pembangunan yang benar.
Sehingga ketika terjadi pergerakan tanah maka bangunan atau fasilitas tersebut akan dapat roboh. Selain itu memberikan beban berlebih pada tanah melihat tanpa terlebih dahulu karakteristik dan sifat dari tanah tersebut juga merupakan sebuah hal yang sangat berbahaya.
5. Deforestasi
Penggundulan hutan secara besar-besaran dapat mengurangi daya ikat tanah oleh akar pohon dan menyebabkan tanah menjadi tidak stabil, meningkatkan risiko longsor, termasuk tanah bergerak.
KAKAK INDRA PURNAMA | YUNI ROHMAWATI | MUHAMMAD SYAIFULLOH | ITB.AC.ID | BOGORKAB
Pilihan editor: Tanah Bergerak di Bandung Barat, Pemerintah Akan Relokasi Warga Terdampak