Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi Jawa Barat Meiki W. Paendong menilai penanganan kebakaran di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di Desa Sarimukti Kabupaten Bandung Barat berlangsung lambat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak awal kebakaran seharusnya ada tindakan siaga dari tempat yang dikelola oleh pemerintah provinsi Jawa Barat itu. “Apakah mereka memiliki SOP (Standard Operating Procedures) penanganan jika terjadi peristiwa kebakaran atau tidak,” katanya, Kamis, 24 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya TPA Sarimukti yang dioperasikan sejak lama seharusnya memiliki prosedur soal penanganan jika terjadi kebakaran. Namun hingga hampir sepekan ini api masih berkobar dan polusi asap menyebar secara terbuka.
Walhi Jabar mendesak pemadaman api segera. “Karena potensi semakin memburuknya kualitas udara yang dirasakan oleh masyarakat terdekat semakin besar,” ujarnya.
Material dari timbunan sampah yang terbakar itu terdiri dari segala jenis karakteristik sampah, termasuk plastik, karet, dan kertas, yang terbuat dari bahan fosil dan campuran kimia. Ketika terbakar menurut Meiki, menghasilkan partikulat yang persisten dan beracun.
“Ketika masuk saluran pernafasan makhluk hidup akan menimbulkan gangguan kesehatan dari akut sampai kronis ke depannya,” kata dia.
Kondisi darurat yang ditetapkan Bupati Bandung Barat menurutnya tidak hanya tertuju pada pemadaman api melainkan juga kondisi kesehatan warga yang terdampak asap polusi dari timbunan sampah yang terbakar.
Meiki mengatakan pemerintah daerah perlu menyediakan posko atau unit layanan kesehatan 24 jam bagi warga sekitar TPA Sarimukti. “Kemungkinan masyarakat yang terpapar utamanya kelompok rentan yaitu manula dan anak-anak, juga pembagian masker untuk warga dan petugas,” ujarnya.
Kecemasan Walhi Jabar terbukti dari kedatangan 75 warga dan enam petugas pemadam kebakaran ke Posko Kesehatan di Desa Sarimukti pada Kamis, 24 Agustus 2023. Menurut petugas pencatatan di Puskesmas Cipatat, Triyanto, mayoritas mengalami infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA.
Bayi kena ISPA
Seorang bayi berusia 28 bulan bahkan harus dirujuk ke rumah sakit Cikalong karena ISPA. Keluhan lain seperti konjungtivitis atau sakit mata, batuk pneumonia, dermatitis atau gatal kulit, diare, asma, demam, dan hipertensi.
Kebakaran TPA sampah Sarimukti dilaporkan terjadi pada Sabtu menjelang tengah malam, 19 Agustus 2023 pada pukul 23.23 WIB. Penyebab api diduga berasal dari puntung rokok. Api di bagian permukaan sempat dipadamkan, namun dari bagian dalam terus menyala.
Asap kebakaran dari timbunan sampah itu menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggungan Bencana Daerah Jawa Barat Bambang Imanudin, Rabu 23 Agustus 2023, berdampak ke sekitar 3.000 keluarga atau 12 ribu jiwa yang tersebar di tiga desa yaitu Sarimukti, Rajamandala, dan Mandalasari, di Kabupaten Bandung Barat.
Kesulitan lain dari upaya pemadaman api itu kata Bambang terkait dengan perlengkapan dan peralatan yang terbatas, termasuk pengerahan mobil pemadam kebakaran. Selain itu, jarak tempuh pengambilan atau pengisian air ke tangki mobil pemadam dari Sungai Cimeta sekitar dua kilometer.
BPBD Jabar telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan “Untuk melakukan tindakan selanjutnya apakah memakai helikopter untuk bom air, mudah-mudahan secepatnya bisa ditangani,” ujarnya. Saat ini kata Bambang sudah keluar Surat Keputusan Siaga Darurat dari pemerintah Kabupaten Bandung Barat untuk selanjutnya melakukan tanggap darurat.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.