Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi mayoritas wilayah di Jawa Barat bakal sering diguyur hujan dengan kategori menengah pada dasarian kedua bulan ini, persisnya pada 11-20 Oktober 2024. Kategori itu menandakan curah hujan sekitar 50-150 milimeter per sepuluh hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, Rakhmat Prasetia, mengatakan sejumlah faktor mempengaruhi pembentukan awan konvektif dan hujan di Jawa Barat. Hingga 16 Oktober nanti, merujuk data prediksi cuaca, suhu muka laut di sebagian perairan Indonesia masih relatif hangat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Labilitas atmosfer lokal pada kategori labil sedang hingga kuat,” ujar Rakhmat melalui keterangan tertulis, Kamis, 10 Oktober 2024.
Sekitar 51 persen wilayah di Jawa Barat akan mengalami hujan dengan kategori menengah pada pekan ini. Areanya mencakup sebagian besar wilayah Kabupaten Sukabumi, daerah perbatasan Kabupaten Bogor dengan Bekasi dan Karawang, sebagian Purwakarta dan Subang, kemudian Bandung Raya. Daerah lain yang berpotensi diguyur hujan menengah adalah Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, Kota Banjar, Ciamis.
BMKG juga memperkirakan 31 persen wilayah bakal dibahasi hujan kriteria rendah. Intensitas curah hujannya berkisar 0-50 milimeter per dasarian. Wilayahnya paling umum di pantai utara atau pantura mulai dari Bekasi hingga Cirebon, kemudian Kuningan, Majalengka, dan sebagian besar Sumedang.
Adapun curah hujan di sebagian kecil atau 18 persen area di Jawa Barat tercatat berkategori tinggi dengan intensitas 200-300 lebih milimeter per dasarian. Areanya mencakup sebagian Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, kemudian sekitar daerah perbatasan Bogor dengan Sukabumi dan Cianjur, serta sebagian Purwakarta.
Pemutakhiran data BMKG Jawa Barat hingga 10 Oktober 2024 juga mengindikasi wilayah dengan hari tanpa hujan hingga lebih dari 60 hari. Ada juga gejala kekeringan ekstrem di Karangtoman, Kabupaten Subang, yang tidak diguyur hujan hingga 95 hari.