Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Protes bagi kaleng

Himpunan pecinta lingkungan di inggris, friends of the earth berdemonstrasi di kedubes as di london memprotes pemakaian kaleng untuk wadah makanan & minuman. di jepang kaleng bekas diolah kembali.(ling)

4 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALENG Coca Cola raksasa setinggi 10 kaki tegak di depan gedung Kedutaan AS di London, pertengahan bulan lalu Di sampingnya, beberapa pemuda anggota himpunan pencinta lingkungan Inggeris, Friends of the Earth (Sahabat Bumi) berdemonstrasi. Mereka menentang penggunaan wadah (container) yang sekali-pakai-terus-dibuang. Khususnya kaleng bir dan minuman ringan sebangsa Coca Cola - yang sudah jadi salah satu bahan sampah utama di negeri maju. Aksi Friends of the Earth itu tak berhenti sampai di situ. Seluruh anggotanya yang terhimpun dalam 200 caban organisasi itu di Inggeris, dianjurkan mengirim kaleng bekas ke alamt Presiden Jimmy Carter di Gedung Putih, Washington D.C. Juga kelompok pencinta di lingkungan negara Persemakmuran lainnya --- seperti Kanada, Australia dan Selandia Baru - maupun di Amerika Serikat sendiri, dianjurkan melancarkan aksi serupa. Tujuannya, menurut Tony Webb, jurubicara organisasi itu, "agar Jimmy Carter mau mendukung usaha penggunaan kembali kaleng-kaleng bekas itu, melalui suatu bank wadah (container)". Mapala UI Hampir senafas dengan aksi pencemaran lingkungan itu adalah kampanye Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UI tahun lalu. Bekerjasama dengan para pelajar SLA, mereka mengadakan aksi mengumpulkan kaleng dan plastik yang tercecer di berbagai penjuru kota. Mengapa memilih kaleng dan plastik? "Sebab sampah modern inilah yang paling mencemari lingkungan lantaran tak dapat terurai lagi," ujar seorang anggota Mapala-UI kepada TEMPO. Kaleng bekas mungkin belum terlalu jadi problim seperti di negeri maju. Kecuali di daerah yang penduduknya sangat gemar minum minuman dalam wadah kaleng. Misalnya di kamp-kamp penebangan hutan. Di situ kebudayaan minum bir dalam kaleng sudah merasuk sampai ke pekerja pribuminya. Seorang direktur perusahaan bir Belanda ketika terbang di atas Teluk Cenderawasih, Irian Jaya dengan puas bisa menyaksikan kaleng bekas wadah birnya berserakan di pantai. Betapapun, konsumsi bir dalam kaleng di sini belum ada artinya dibandingkan dengan tetarlgga di selatan, Australia. Khususnya Darwin, ibukota Australia Utara. Menurut Guinnes Book of Records, konsumsi bir per kapita di Darwin paling tinggi di seluruh dunia: ratanata penduduk Darwin yang berjumlah 43 ribu orang itu, minum 52 gallons (lebih dari 200 liter) bir setahun (1975). Jadi bayangkan saja berapa ribu kaleng bir bekas tercecer di kota pantai itu, tiap tahun. Mungkin karena iseng, mungkin untuk mengurangi pencemaran karena kaleng bir kosong itu, beberapa pemuda Australia punya ide menarik: membuat rakit dari kaleng bir yang sungguh-sungguh dapat berlayar di laut bebas. Menggunakan 15 ribu kaleng bir kosong, rakit yang dinamai Can-Tiki (mirip rakit Kon-Tiki buatan petualang Norwegia Thor Heyerdahl) itu berhasil berlayar dari Darwin sampai ke Singapura. Pelayaran sejauh 1960 mil laut (3100 km lebih itu) ditempuh dalam 12 hari, September tahun lalu. Di Jepang, kaleng-kaleng bekas itu juga cukup bikin pusing para petugas kebersihan. Di salah satu stasiun kereta api Kita-Kyushu, Jepang Selatan, setiap hari ada 200 kaleng bekas tercecer di sana. Di musim panas, jumlah kaleng bekas itu menurut catatan Asahi Shimhun bisa meningkat sampai 800 kaleng sehari. Cara penanggulangannya? Mula-mula semua kaleng ditumbuk sampai gepeng, lalu diangkut ke pabrik untuk diolah kembali. Jadi tak perlu 'bank kaleng bekas' seperti yang diusulkan Sahabat-Sahabat Bumi di Inggeris itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus