Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Terlambat Karena Badai

Penduduk di p. siberut, kep. mentawai diserang muntaber & 30 orang meninggal karena terlambatnya pertolongan. komunikasi melalui pelayaran sulit, alat komunikasi ssb di mentawai tidak dimanfaatkan. (ksh)

4 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENTAWAI diserang penyakit menular lagi. Sampai tanggal 21 Januari yang lalu, tidak kurang dari 30 orang penduduk meninggal. Dan malangnya kabar wabah yang menyerang daerah itu selalu sarnpai di Padang setelah banyak korban berjatuhan Tahun kemarin juga begitu. Berita berjangkitnya wabah itu sebenarnya sudah diketahui sejak awal tahun baru. Tapi entah kelalaian siapa, Camat Siberut Selatan, daerah yang jadi korban baru memberikan laporan resmi tanggal 9 Januari. Sampai di Padang tanggal 13 Januari. Sebagaimana biasa, karena gugusan pulau itu adalah bagian dari Kabupaten Padang Pariaman maka kabar itu tentu saja terlebih dahulu harus diolah di Pariaman. Prosedur administrasi ini tentu saja memakan waktu beberapa hari. Sementara jumlah korban makin banyak berjatuhan di pulau-pulau kecil pantai barat Sumatera Barat itu. Camat Siberut Selatan Ali Hanafiah BA melaporkan bahwa penyakit menular itu diketahui pertama kali berjangkit di kampung Kolakabo. Setelah 9 Januari wabah makin meluas menyebar ke 8 kampung lainnya. Antara lain Katurai, Tarolagok, Tabelok, Atotonan, Rokdog, Silahuinan dan Siberut Hulu. Menghadapi wabah luas itu tentu saja beberapa petugas kesehatan yang juga dibantu missi kesehatan pastoran yang bekerja di sana, tidak akan mampu mengatasi keadaan. Tidak saja karena kurangnya tenaga medis, tapi juga karena terbatasnya persediaan obat. Bantuan pertama yang mengalir dari Padang memang baru berupa obat yang dikirim pihak P3M Ikes Sum-Bar tanggal 15 Januari, dengan menumpang kapa pastoran. Kesulitan lain rupanya tak terelakkan pula." Kapal yang berangkat pulau, tidak ada," begitu seorang stat IKES Sum-Bar menyatakan kepada wartawan TEMPO, Muchlis Sulin. Keadaan yang buruk itu tentu saja makin menindih penderitaan penduduk Siberut. Baru pada hari Senin 16 Januari tim kesehatan yang terdiri dari 2 orang tenaga dokter, dipimpin dokter Hasan Basri, dan 10 perawat siap untuk diberangkatkan dari Pariaman. Tapi malangnya lagi, datang serangan badai. Keberangkatan tertunda pula. Walhasil tim kesehatan baru bisa mencapai Siberut sehari kemudian. Tim kesehatan dari Dokabu Padang Pariaman dan IKES Sum-Bar itu beroperasi sekitar Rokdog dan Silakwena. Wabah apa yang menyerang Sibuda Selatan dan menyambar nyawa penduduk demikian cepat? "Belum bisa pastikan. Kami menunggu laporan tim begitu jawaban dr. Anwarsyah Kepala Bagian Pemberantasan Penyakit Menular IKES Sum-Bar. Ditunggu sampai 2 minggu dinas kesehatan setempat belum berkenan menyiarkan wabah yang sedang menyerang. Tapi dari sumber lain sudah diketahui wabah itu mentah berak. Wabah yang kini melanda Mentawai itu memang patut jadi perhatian tidak saja oleh pihak IKES, tapi juga Pemda Pariaman dan Gubernur Sumatera Barat. Beberapa kali kasus yang sama yang terjadi di sana dan pertolongan selalu terlambat. Meskipun arus dimaklumi komunikasi ke Mentawai memang suka. Paling sedikit diperlukan waktu semalam pelayaran. Tapi yang patut disesalkan adalah mengapa alat penghubung SSB yang terdapat di Mentawai, baik milik perusahaan kayu maupun pemerintah daerah, tidak dimanfaatkan secara efektif. Padahal begitu penyakit menggejala, SOS sudah pantas dikirim lewat SSB. Dengan begitu pengiriman regu-regu kesehatan bisa lebih cepat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus