Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi PBB untuk Biodiversitas di Cali, Kolombia, telah mulai bergulir. Para delegasi negara-negara selama dua pekan ke depan akan berunding membahas implementasi Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global 2022 yang telah disetujui pada COP-15 di Montreal-Kunming dan menyediakan peluang untuk melindungi dan memulihkan ekosistem secara adil dan merata di masa mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok Greenpeace berharap pada COP16 bakal melahirkan komitmen untuk menyediakan pendanaan US$ 20 miliar atau setara 311 triliun rupiah pada 2025 sebagai implementasi dari kerangka kerja Montreal-Kunming tersebut. Tak hanya itu, dana diharap meningkat setiap tahun setelahnya hingga menjadi US$ 30 miliar pada 2030, dengan akses langsung ke pendanaan disediakan bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Delegasi Greenpeace COP16, An Lambrechts, menyatakan pihaknya akan melihat seberapa serius pemerintahan negara-negara dalam menyelesaikan krisis biodiversitas. Menurut dia, sudah saatnya bagi semua pihak untuk menunjukkan komitmennya. "Kita akan melihat siapa yang bertindak sesuai dengan apa yang mereka katakan dan siapa yang menghambat kemajuan," kata Lambrechts dikutip dari siaran pers, Selasa, 22 Oktober 2024.
Ditegaskannya, COP16 Biodiversitas adalah momen penentu keberhasilan atau kegagalan perjuangan melawan perubahan iklim yang sangat bergantung kepada perlindungan terhadap alam. Lambrechts menambahkan, mengintegrasikan tindakan antara keanekaragaman hayati dan Konvensi PBB tentang Iklim akan sangat membantu dalam melindungi manusia dan planet, seiring dengan penyampaian komitmen keuangan dan rencana nasional yang disepakati secara tepat waktu.
"Penundaan tidak dapat diterima. Pemerintahan negara-negara harus datang ke Cali dalam keadaan siap untuk melaksanakannya," kata dia menambahkan.
Wakil Direktur Kampanye Greenpeace Andino (Argentina, Cili, dan Kolombia), Estefanía Gonzalez, mengatakan urgensi untuk mengambil langkah-langkah konkret guna memulihkan ekosistem tidak dapat diremehkan. Dia juga menyatakan, kebijakan memulihkan ekosistem tidak bisa ditunda lagi demi memastikan masa depan yang layak bagi semua generasi.
COP16 yang digelar 21 Oktober sampai 1 November mendatang, kata Gonzalez, merupakan kesempatan penting bagi pemerintah untuk membuat komitmen yang tegas dan efektif guna melindungi keanekaragaman hayati dan menghormati janji-janji yang dibuat pada COP terakhir. "Sekarang, lebih dari sebelumnya, di Kolombia, salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, kita memiliki kesempatan untuk mengambil tindakan bagi alam, bagi lautan, dan bagi diri kita sendiri," tuturnya.
Sebelum hari-hari COP16 Biodiversitas bergulir, Greenpeace Andino membentangkan spanduk setinggi 70 meter dengan pesan: “Aksi untuk Alam Sekarang.”
Pilihan Editor: BMKG Ungkap Keberadaan 2 Bibit Siklon Saat Ini yang Picu Hujan Lebat dan Ombak Tinggi di Sebagian Wilayah Indonesia