Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Suhu di Kertajati Capai 39,1 Derajat Celcius, Ini Kata Peneliti BRIN

Faktor utama penyebab suhu tinggi di Kertajati adalah tingginya jumlah energi radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi.

20 Oktober 2023 | 13.36 WIB

Ilustrasi gelombang panas. Sumber: Reuters / Pascal Rossignol / rt.com
Perbesar
Ilustrasi gelombang panas. Sumber: Reuters / Pascal Rossignol / rt.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mencatat suhu udara mencapai 39 derajat Celcius, yaitu pada 18 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB hingga 19 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB, Stasiun Meteorologi Kertajati mencatat suhu 39,1 derajat Celcius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Didi Satiadi, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap penyebab suhu yang relatif tinggi di wilayah Kertajati dan sejumlah wilayah lain, terutama di Indonesia bagian selatan pada saat ini. “Faktor yang utama adalah tingginya jumlah energi radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi di wilayah tersebut,” ujarnya lewat pesan singkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Radiasi matahari mencapai puncaknya sekitar tengah hari atau sekitar jam 12, namun suhu udara maksimum biasanya agak tertunda dan mencapai puncaknya di sekitar jam 13-14.

Posisi matahari saat ini berada di garis lintang yang bertepatan dengan posisi di sekitar Pulau Jawa. Posisi matahari pada tengah hari hampir tegak lurus di atas pulau Jawa sehingga radiasi matahari menjadi maksimal. 

Tingginya jumlah energi radiasi matahari di wilayah tersebut juga disebabkan karena kondisi udara yang kering dan minim awan, sehingga radiasi matahari langsung mencapai permukaan bumi tanpa halangan apapun.

Seperti diketahui, awan memainkan peran dalam mengurangi radiasi matahari yang mencapai bumi dan berfungsi seperti payung pada siang hari yang memantulkan cahaya matahari ke ruang angkasa, mengurangi radiasi matahari, dan mendinginkan permukaan bumi. “Dengan demikian, jumlah awan yang sedikit cenderung meningkatkan suhu permukaan pada siang hari,” jelasnya.

Didi juga menjelaskan penyebab dari jumlah awan yang minim di wilayah Indonesia bagian selatan adalah musim kemarau yang lebih kering dari biasanya karena fenomena El-Nino yang terjadi bersamaan dengan fenomena IOD positif.

Ketika dua fenomena ini terjadi bersamaan, awan cenderung tertarik ke Samudra Pasifik bagian timur dan Samudra Hindia bagian barat, sehingga wilayah Benua Maritim Indonesia cenderung lebih kering.

Selain itu kelembapan udara di wilayah Kertajati pada tanggal 18 Oktober 2023 jam 13.00 relatif kering (sekitar 30 persen).  “Suhu udara yang relatif tinggi terpantau di wilayah yang relatif kering tersebut,” jelasnya.

Masih ditambah lagi, dampak dari fenomena pemanasan global dan perubahan iklim saat ini semakin meningkat. Ia memberi contoh, bahwa bulan Juli 2023 merupakan bulan terpanas yang pernah tercatat selama ini. Secara umum, hal ini tentunya turut berkontribusi pada peningkatan suhu yang terjadi saat ini.

Dengan demikian, kondisi suhu yang tinggi pada siang hari ini kemungkinan akan terus berlangsung selama musim kemarau dan jumlah awan yang minimal. Dalam kondisi kering, maka energi radiasi matahari cenderung dikonversi menjadi panas terasa (sensible heat), yang diwujudkan sebagai peningkatan suhu.

Sebaliknya, dalam kondisi yang lebih basah, maka energi radiasi matahari cenderung dikonversi sebagai panas yang tersembunyi (latent heat). Suhu maksimum harian cenderung menurun mendekati musim basah ketika jumlah uap air dan awan mulai meningkat.

Kejadian kedua

Sebelumnya pada 16 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB hingga 17 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB juga tercatat suhu udara lebih dari 39 derajat Celcius. Tempat teratas atau terpanas terdeteksi di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II dengan suhu 39,4 derajat Celcius. Balai Besar MKG Wilayah II berada di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten.

Berikutnya, Stasiun Meteorologi Kertajati (39 derajat Celcius), Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Al-Jufri (38 derajat Celcius), Stasiun Klimatologi Banten dan Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan (37,9 derajat Celcius).

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus