Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini didominasi permasalahan lingkungan namun terpopuler pertama adalah soal Covid-19. Guru Besar di Universitas Indonesia bicara data penurunan kasus Covid-19 yang terjadi drastis di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terpopuler kedua datang dari Filipina, pengumuman pemenang Nobel Prize skala Asia, Ramon Magsaysay Award 2021. Di antara pemenangnya adalah Watchdoc, rumah produksi film dokumenter yang di antaranya dikenal dengan karyanya yang diberi judul Sexy Killers dan dirilis beberapa hari menjelang Pilpres 2019 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel terpopuler ketiga adalah yang mengangkat hasil studi mengenai prediksi kenaikan permukaan laut ekstrem di banyak pantai di dunia. Penelitian terbaru menemukan dampak dari naiknya air laut pada frekuensi yang ekstrem akan terasa paling parah di wilayah tropis, dan umumnya di garis lintang yang lebih rendah.
Berikut Top 3 Tekno Berita Hari Ini, Rabu 1 September 2021, selengkapnya,
1. Jumlah Kasus Covid-19 Turun Drastis, Guru Besar UI Ingatkan Tiga Hal
Jumlah kasus harian infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, di Indonesia perlahan menurun. Data dari Satgas Penanganan Covid-19, per Selasa, 31 Agustus, kasus harian bertambah 10.534 kasus, dan total keseluruhan lebih dari 4 juta kasus.
Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan penurunan kasus itu terjadi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan pers tentang perkembangan terkini pelaksanaan PPKM di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Dalam perpanjangan PPKM kali ini terdapat perubahan yaitu, untuk wilayah Jawa-Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke level 3, yakni Malang Raya dan Solo Raya. ANTARA/Biro Pers dan Media Setpres
“Kita bersyukur kasus baru harian bisa turun, bahkan sempat turun 10 kali lipat, dari 50 ribu kasus menjadi 5 ribuan kasus, pada Senin, 30 Agustus,” ujar dia, dalam keterangan tertulis, Selasa.
2. Pembuat Film Dokumenter Sexy Killers Raih Ramon Magsaysay Award 2021
Rumah produksi Watchdoc dari Indonesia yang banyak mengangkat masalah lingkungan dalam karya film dokumenternya termasuk di antara penerima Ramon Magsaysay Award 2021. Karya dari Watchdoc di antaranya adalah Sexy Killers yang mengungkap keberadaan elite politik dan jenderal TNI di balik kepemilikan tambang batu bara dan operasional PLTU di tanah air.
Batu bara saat ini telah banyak ditinggalkan di banyak negara di dunia karena dampak polusi yang dihasilkannya. Adapun Film Sexy Killers dirilis pada 13 April 2019, atau beberapa hari menjelang Pemilihan Presiden, dan hingga artikel ini dibuat telah ditonton lebih dari 36 juta kali.
Sexy Killers. youtube.com
“Sebuah rumah produksi yang dengan kreatif mengkombinasikan film dokumenter dan platform alternatif untuk mengangkat isu-isu yang tak terekspos,” begitu Watchdoc Media Mandiri atau Watchdoc diperkenalkan di antara para peraih penghargaan pada tahun ini dalam situs rmaward.asia, Selasa 31 Agustus 2021.
3. Studi: Bencana Ekstrem dari Laut Akan Terjang Indonesia 100 Kali Lebih Sering
Sebuah penelitian terbaru memprediksi bencana naiknya muka laut secara ekstrem akan terjadi 100 kali lebih sering di banyak pantai di dunia pada akhir abad ini. Pemicunya tidak lain adalah pemanasan global yang menjadi mesin dari kenaikan muka air laut yang terus terjadi dan kelahiran fenomena-fenomena perubahan iklim.
Hasil studi bencana kenaikan muka laut ekstrem itu dipublikasikan dalam Jurnal Nature Climate Change edisi 30 Agustus 2021. Studi dilakukan terhadap 7.283 lokasi pantai dan mendapatkan setengahnya bakal dilanda terjangan gelombang tinggi yang lebih sering.
Warga beraktivitas di sekitar terpaan gelombang laut pesisir Pantai Utara Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu 13 Mei 2020. Gelombang laut setinggi sekitar 1-2,5 meter tersebut terjadi karena angin kencang dari laut menuju darat, warga dihimbau untuk tetap waspada. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Naiknya permukaan laut ekstrem dalam bentuk pasang, terjangan badai ataupun gelombang tinggi semula diprediksi terjadi setiap 100 tahun sekali. Kini prediksinya berubah, akan lebih sering terjadi hingga lebih dari satu kali setiap tahun sepanjang akhir abad ini.