Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Walhi Nilai Cagub-Cawagub Pilkada Jakarta Belum Punya Strategi Jelas untuk Pangkas Timbulan Sampah

Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan volume timbunan sampah di Jakarta menembus 3,14 juta ton pada 2023.

14 November 2024 | 23.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengatakan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang berlaga di Pilkada Jakarta belum memiliki strategi untuk mengurangi penumpukan sampah. Koordinator Kampanye Walhi Jakarta, Muhammad Aminullah, mengatakan persoalan sampah membutuhkan strategi yang konkret.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kita perlu satu pendekatan yang bisa mengurangi timbunan sampah,” ucapnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Timbulan sampah merujuk pada volume atau berat total sampah yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dibentuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)—sekarang dipecah menjadi dua kementerian—timbunan sampah di Jakarta menembus 3.141.650 ton pada 2023.

Jumlah timbulan sampah di DKI sempat naik 2.008.546 ton pada 2019 menjadi 3.054.812 ton pada 2020. Volumenya sempat menurun semasa pandemi Covid-19, menjadi 2.354.345 ton pada 2021, namun kembali melonjak menjadi 3.112.381 ton pada 2022.

Dari tiga pasang calon yang berkompetisi dalam Pilkada Jakarta tahun ini, kata Aminullah, hanya pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang setidaknya melampirkan strategi pengelolaan sampah. Duet nomor urut 1 ini hanya mendorong daur ulang pada rumah tangga, tanpa menyasar produsen barang yang sebenarnya paling berkontribusi menghasilkan sampah.

“Produsen justru menjadi entitas yang ditawari insentif,” tuturnya.

Insentif tersebut juga berpotensi menjadi beban baru bagi DKI karena diserap dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Secara tidak langsung, ucap Aminullah, beban itu ditanggung oleh masyarakat.

Pasangan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, menonjolkan pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Selain untuk memangkas jumlah sampah yang menumpuk, pasangan ini mempromosikan PLTSa sebagai sumber alternatif listrik bagi masyarakat.

Adapun pasangan nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto, menawarkan teknologi pengelolaan sampah yang ekonomis dan berwawasan lingkungan. Namun, pasangan ini dianggap belum menjelaskan strategi tersebut hingga ke tahap teknis.  

“Ketika kita punya masalah timbulan sampah yang terus meningkat, tidak bisa diselesaikan dengan proses daur ulang semata,” ujar Aminullah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus