Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Yang Harus Dilakukan Pendaki Jika Bertemu Macan Tutul di Gunung Gede Pangrango

Para pendaki diminta tak mencemaskan ataupun mempermasalahkan keberadaan macan tutul jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

27 Mei 2024 | 18.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Macan kumbang terpantau dari kamera pemantau yang dipasang Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur, Jawa Barat.(ANTARA/Ahmad Fikri)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para pendaki diminta tak mencemaskan ataupun mempermasalahkan keberadaan macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jenis kucing besar ini jarang menyerang manusia. Cukup hindari kontak mata, tetap tenang, dan tak melakukan gerakan tiba-tiba jika berpapasan dengannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur SINTAS (Save the Indonesian Nature and Threatened Species) Indonesia, Hariyo Bibah Wibisono, meminta dan memberikan sarannya itu saat dihubungi Senin, 27 Mei 2024. Bibah yang juga seorang peneliti biologi ini dimintai tanggapannya atas kabar tangkapan kamera terbaru dari hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang mendapati dua macan tutul jawa sedang berjalan beriringan. Seekor di antaranya dikenal sebagai macan kumbang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau macan tutul jarang sekali menyerang manusia. Jadi, cukup hati-hati aja selama mendaki dan laporkan segera perjumpaan jika ada," kata Bibah.

Tapi, walaupun insiden penyerangan jarang terjadi dan temuan kamera berlokasi jauh, tetap Bibah menuturkan langkah antisipasi apabila bertemu dengan macan tutul di jalur pendakian. Selain soal kontak mata dan tetap tenang, dia menekankan bahwa gerakan tiba-tiba dapat diartikan sebagai ancaman bagi macan tutul.

"Usahakan untuk memberikan ruang pada macan tutul, jaga jarak aman dan jangan mendekati macan tutul," katanya.

Selanjutnya, kata Bibah, jika bertemu usahakan membuat diri tampak lebih besar dengan cara berdiri tegak dan mengangkat tangan. Jika macan tutul mendekat dengan tanda-tanda agresi, pendaki mundur perlahan tanpa memunggunginya. Ciptakan jarak sambil tetap memperhatikan pergerakannya. Melarikan diri dari macan tutul dapat memicu nalurinya untuk mengejar.

"Jika kita berada dalam kelompok, tetaplah berkumpul," katanya sambil menambahkan, "Jika macan tutul tetap mendekat, buatlah suara keras, berteriak, atau gunakan tongkat atau batu untuk mencegahnya mendekat."

Sebelumnya, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Sapto Aji mengatakan lokasi rekaman yang didapat jauh dari jalur pendakian. Dia meminta para pendaki untuk tidak membuang sampah sisa makanan sembarangan untuk menjaga kawanan macan tutul mendekat ke jalur pendakian. 

 

 

 


 

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus