Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Newsletter

Bos Agung Sedayu Group Aguan Sugianto Bicara Soal IKN Hingga Kisruh PIK 2

Bos Agung Sedayu Group Aguan Sugianto bicara blak-blakan dengan Tempo tentang IKN dan proyek PIK 2.

10 Desember 2024 | 20.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak pakai ba-bi-bu, Ali Hanafia, pengacara Sugianto Kusuma alias Aguan Sugianto, setuju meneruskan surat permintaan wawancara Tempo dengan bos Agung Sedayu Group itu pada akhir November 2024. Tanpa ba-bi-bu pula, Aguan setuju dengan permintaan itu. Ia yang acap menolak diwawancarai media, mau bertemu dengan serombongan wartawan. “Saya punya trust,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kami pun bertemu di kantor pemasaran Pantai Indah Kapuk 2 pada 26 November 2024. Aguan Sugianto menyambut kami dengan senyum lebar. Bicaranya spontan dan  blak-blakan.

Sebelumnya, Aguan Sugianto jarang tampil di media. Bagi dia, makin banyak tampil makin kencang angin menerpanya. Namun, pendirian itu guyah. Ia malah menjadi semacam pemimpin taipan berinvestasi di Ibu Kota Nusantara. Kamera televisi pun acap menyorot wajahnya di sebelah Presiden Joko Widodo.

Menurut Aguan Sugianto, ia dan para taipan tak bisa menolak permintaan Jokowi agar menanamkan uangnya di IKN. “Itu perintah,” kata Aguan, seraya terbahak. “Kami mesti menjaga wajah presiden.”

Klaim pemerintah bahwa ratusan investor sudah mengantre untuk membenamkan uang di IKN hanya pepesan kosong. Jokowi pun menggandeng para taipan lokal untuk menunjukkan IKN diminati pemilik uang.

Tak hanya soal IKN, Aguan Sugianto juga banyak berbicara soal kisruh proyek PIK 2 dan area sebelahnya yang ditetapkan sebagai kawasan proyek strategis nasional. Kami juga bertanya soal sembilan naga. Aguan acap dikaitkan dengan kelompok pengusaha keturunan Tionghoa yang menguasai pelbagai bisnis di Indonesia.

Para peneliti juga menyebut Aguan Sugianto sebagai oligark. Ia terbahak ketika ditanya soal itu. Bagi Aguan, penguasa Indonesia tetap saja pemerintah karena kekayaannya melebihi kekayaan taipan mana pun.

Wawancara dengan Aguan Sugianto yang agak langka itu kami jadikan cerita sampul. Ilustrator Kendra Paramita, seperti biasa, menyiapkan tiga gambar untuk sampul. Namun, melihat Toni Hartawan banyak mengambil foto Aguan setelah sesi wawancara, saya meminta koordinator foto untuk menyediakan alternatif sampul dari foto Aguan.

Ada banyak foto bagus yang memotret mimik muka Aguan Sugianto sepanjang wawancara. Kami memilih dia sedang berbicara dengan tangan terangkat karena mimiknya kuat dan menggambarkan apa yang ia bicarakan sepanjang wawancara. Ia tak sungkan menjawab hal-hal sensitif. Para staf yang mendampinginya terlihat gelisah karena kami mengajukan pertanyaan. Namun, di luar dugaan para stafnya, Aguan Sugianto menjawab setiap pertanyaan dengan tangkas.

Untuk melengkapi wawancara, kami menuliskan artikel PIK, IKN, dan proyek-proyek mercusuar yang dikerjakan perusahaan Aguan Sugianto. Dengan semua proyek yang digarapnya itu, tidak bisa tidak ia konglomerat yang berpengaruh di Indonesia saat ini. Selamat membaca.

 

Bagja Hidayat
Wakil Pemimpin Redaksi

Laporan Utama

Siapa Aguan? Mengapa Ia Menjadi Investor Banyak Proyek Pemerintah

Sugianto Kusuma alias Aguan terlibat dalam berbagai proyek mercusuar pemerintah. Merintis usaha dari bisnis impor. Baca selengkapnya di sini

Ekonomi

Demi Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Paksa Pengusaha Impor Sapi

Pemerintah meminta pengusaha ikut mengimpor sapi untuk proyek makan bergizi gratis.

Pemerintah meminta pengusaha ikut mengimpor sapi untuk proyek makan bergizi gratis. Ada timbal balik kemudahan rekomendasi impor. Selengkapnya baca di sini

Nasional

Bagaimana Membuat Pilkada Jakarta Dua Putaran

Kubu Ridwan Kamil menolak hasil pilkada Jakarta dan menuntut pemungutan suara ulang.

Pramono-Rano diperkirakan memenangi pilkada Jakarta satu putaran. Kubu Ridwan Kamil memakai segala cara agar dua putaran. Artikel lengkap baca di sini

Hukum

Benarkah Ada Tekanan Akademik di Balik Pembunuhan Orang Tua di Lebak Bulus

Ahli psikologi forensik belum bisa menyimpulkan alasan pelajar yang membunuh ayah dan neneknya.

Pelajar 14 tahun pembunuh ayah dan neneknya diduga mengalami tekanan akademik dari orang tua. Kekurangan jam tidur. Selengkapnya ada di sini

Wawancara

Sorotan Program Pangan Dunia PBB tentang Makan Bergizi Gratis Prabowo

Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB Carl Skau memberi catatan atas program makan bergizi gratis Presiden Prabowo. Baca selengkapnya di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus