Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Alasan eSport Masuk Kategori Olahraga

Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan eSport sudah memenuhi unsur olahraga.

29 Januari 2019 | 05.47 WIB

Ilustrasi eSports. (nysportsday.com)
Perbesar
Ilustrasi eSports. (nysportsday.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Masuknya olahraga elektronik atau eSport dalam ajang Asian Games 2018 menarik perhatian. Kendati baru tampil di ajang eksibisi, Indonesia justru bisa langsung berprestasi dengan meraih emas di nomor Clash Royal dari atlet Ridel Yesaya Sumarandak.

Kementerian Pemuda dan Olahraga menyatakan eSport sudah memenuhi unsur olahraga. Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta menilai eSport tak beda seperti cabang olahraga catur atau bridge. "ESport itu membutuhkan konsentrasi, daya tahan, dan stamina," kata Isnanta di Jakarta, Senin, 28 Januari 2019.

Baca: Pemerintah Gelar Kompetisi Piala Presiden eSport

Menurut dia, eSport bahkan memerlukan stamina yang lebih dibandingkan dengan catur. Hal itu yang menjadikan eSport masuk dalam aspek keolahragaan.

Selain itu, lanjut dia, dari sisi edukasi ada nomor eSport yang memerlukan kerja sama karena harus membentuk tim. Ia menilai unsur tersebut juga ada pada cabang olahraga lainnya. Di sisil lain, pemain yang sudah masuk kategori atlet harus berlatih fisik untuk menjaga dan meningkatkan stamina. "Pemain juga harus cepat dan cermat dalam mengambil keputusan," kata Isnanta.

Baca: ESport Incar Dua Medali di SEA Games Manila

Hal utama yang membedakan dengan olahraga lainnya, ucap Isnanta, medium pertandingan eSport menggunakan layar. Perbedaan itu yang kerap menjadi pertanyaan apakah eSport masuk dalam kategori olahraga atau tidak. "Untuk jenis permainannya kami tidak merekomendasikan peperangan (kekerasan)," ucapnya.

Ketua Asosiasi eSport Indonesia (IeSPA) Eddy Lim menambahkan eSport mengoptimalkan kekuatan di otot kecil. Sementara persepsi yang ada dibenak publik, menurut dia, olahraga melibatkan kekuataan otot besar. Padahal tidak sedikit olahraga yang menggunakan otot kecil. "Contohnya, menembak. Kan dilakukan sambil berdiri," ucapnya.

Pada Asian Games 2018 eSport sudah diakui namun baru menggelar pertandingan eksibisi. Pada SEA Games 2019 di Manila akan menjadi pertandingan perdana eSport di pesta olahraga dua tahunan antarnegara Asia Tenggara. Sementara pada Olimpiade 2020 di Tokyo eSport juga akan mengikuti pertandingan eksibisi.

ADITYA BUDIMAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus