Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, mengatakan bahwa anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk membangun Rumah Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 jauh lebih efektif untuk mengkampanyekan pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimliade 2032.
Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menyebutkan biaya yang dibutuhkan bakal lebih besar lagi kalau harus keliling dunia untuk melobi negara pemilik suara di International Olympic Committee (IOC).
"Jadi kita memaksimalkan orang-orang yang sedang kumpul di Tokyo, mengingatkan keputusan Olimpiade 2032 itu akan dibuat sebelum 2024, jadi Olimpiade Tokyo paling dekat," kata Oktohari kepada Tempo, Kamis, 27 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah Indonesia di Olimpiade Tokyo, kata dia, bakal menggambarkan kondisi ekonomi serta keunggulan pada aspek budaya. "Idenya membangun fasilitas yang menjadi etalase kita di tahun 2032," ungkap dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, negara yang pernah menjadi tuan rumah olimpiade selalu melakukan promosi yang sama. "Sekarang kita mau ambil celahnya, kita mau menampilkan Asian Games 2018, Asian Paragames," kata dia.
Oktohari yang juga Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) menyebutkan Indonesia bakal menjual sustainability dari Kawasan Gelora Bung Karno (GBK). Menurut dia, IOC lagi fokus pada keberlanjutan dari fasilitas olahraga yang bakal menjadi venue olimpiade.
"Sustainability GBK menjadi salah satu kekuatan karena GNK dipakai di tahun 1962 dan dipakai lagi ditahun 2018," kata dia.
Selain itu, kata Oktohari, animo masyarakat selama Asian Games 2018 dan kejuaraan olahraga tingkat dunia lain di Indonesia bisa menjadi modal penting upaya pemenangan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Ia menyebut animo masyarakat itu bisa dilihat dari volunteer dari masyarakat yang mendapat pujian jika ada ajang olahraga internasional berlangsung di Indonesia.
"Paling utama surat permintaan menjadi tuan olimpiade dikirim langsung oleh presiden, jadi negara menunjukkan komitmen untuk melaksanakan olimpiade," kataRaja Sapta Oktohari.
IRSYAN HASYIM