Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Irene Sukandar Vs Dewa Kipas, Bermain Catur Bagus untuk Otak Kanan Otak Kiri

Hobi bermain catur seperti Pak Dadang Subur alias Dewa Kipas yang menantang Irene Sukandar bagu untuk mengasah otak.

22 Maret 2021 | 15.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Permainan catur menjadi perhatian publik dan viral berkat kasus Dewa Kipas vs GothamChess, kasus tersebut juga berbuntut pada duel antara WGM Irene Sukandar melawan Dewa Kipas hari ini, 22 Maret 2021. Ternyata banyak manfaat yang diperoleh dari bermain catur, salah satunya bisa digunakan untuk terapi pada anak autisme.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bermain catur baik untuk otak karena efeknya secara langsung. Bermain catur memaksa otak untuk berpikir keras, dengan demikian otak terbiasa dipacu sehingga dapat meningkatkan kreativitas otak sehingga bermain catur sangat baik untuk perkembangan otak bagi anak-anak maupun remaja yang sedang tumbuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu bermain catur juga dapat melatih kedua sisi otak, otak kiri dan kanan,  menjadi aktif, hal itu berdasarkan penelitian di Jerman yang meminta para pemain catur untuk mengidentifikasi posisi bidak catur dalam posisi geometris.

Permainan catur juga dapat meningkatkan IQ, penelitian ilmiah di Venezuela yang melibatkan 4.000 responden menyebutkan bahwa setelah empat bulan bermain catur ditemukan adanya peningkatan IQ pada mereka.

Kasus Alzheimer faktanya tidak hanya terjadi pada orang berusia lanjut, bermain catur dapat mencegah kemungkinan seseorang terkena penyakit pikun karena dapat mengoptimalkan daya ingat otak.

Permainan catur mengandalkan daya ingat serta hafalan beragam variasi langkah. Berdasarkan penelitian, pemain catur memiliki memori auditori atau kemampuan mengingat melalui pendengaran, yang lebih baik ketimbang non-pemain catur.

Dalam satu riset tersebut, peneliti membandingkan memori pemain catur dan bukan pemain catur dalam mengingat kata. Hasilnya, para pecatur diklaim memiliki kemampuan mengingat lebih baik daftar kata yang mereka dengar daripada mereka yang tidak pernah bermain catur. Berkat kebiasaan menghafal posisi catur yang kompleks, pemain catur dapat mengingat dan mengenali pola visual dengan cepat.

Hal ini karena pecatur harus mengingat setiap langkah dalam bermain untuk meminimalkan kesalahan di permainan sebelumnya, dan mengingat strategi yang biasa diterapkan lawan. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh The New England Journal of Medicine disebutkan bahwa lansia di atas 75 tahun yang dapat bermain catur, kemungkinan terserang Alzheimernya lebih kecil daripada lansia yang sama sekali tidak bermain catur.

Selain itu, permainan catur dalam menenangkan perilaku over aktivitas pada anak dengan gangguan seperti autisme, sebab permainan ini diklaim bisa membantu meningkatkan fokus pada otak.

Sebab saat bermain, pemain catur harus fokus dengan teknik permainannya dan mengantisipasi serangan lawan, melalui permainan catur, fokus bisa dilatih dengan lebih dalam dan tenang pada langkah-langkah yang harus dilakukan.

Tidak buru-buru bereaksi, mempertimbangkan setiap langkah, dan berpikir panjang dapat melatih ketenangan. Beberapa terapis menganjurkan pasiennya untuk bermain catur agar lebih fokus. Para peneliti pernah mencoba permainan catur untuk terapi pada anak yang mengalami gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD. Responden yang berpartisipasi dalam terapi bermain catur itu mengalami penurunan dalam hal aktivitas berlebihan hingga 40 persen.

Secara psikologis, bermain catur dapat membantu pemain membaca persepsi dan perspektif lawan mainnya, sebab mereka dipaksa untuk membuat perkiraan langkah mana yang akan diambil oleh lawan untuk merespons langkah mereka.

Jika lawan dapat membangun serangan dan antisipasi, maka mereka perlu berlatih lebih giat lagi dalam memperluas perspektif. Dengan demikian bermain catur juga dapat mengasah kemampuan perencanaan. Korteks prefrontal, adalah salah satu bagian otak yang terakhir berkembang saat dewasa, yang bertugas dalam perencanaan, menilai, dan kontrol diri.

Bermain catur mampu meningkatkan perkembangan korteks prefrontal ini dan membuat pecatur lebih pandai mengambil keputusan karena menuntut strategi dan pemikiran yang kritis. Bisa dimulai dengan menyaksikan tanding catur Irene Sukandar versus Dewa Kipas alias Dadang Subur.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus