JOHN McEnroe, petenis urakan, naik bintangnya. Awal bulan ini ia menjuarai Turnamen Tenis Internasional di Dallas, AS, setelah di final menundukkan rekan senegaranya, Brad Gilbert, dengan 6-3, 6-3, dan 7-6. Perjuangannya tidaklah mudah. Di perempat final ia menundukkan Andre Agassi, petenis muda AS. Dan di semifinal ia menghentikan laju Ivan Lendl -- peringkat kedua dunia saat ini -- melalui pertarungan maraton, 6-7, 7-6, 6-2, dan 7-5 selama 4 jam. Kehebatan juara 4 kali AS Terbuka (1979, 1981, 1982, dan 1984) dan 3 kali juara Wimbledon (1981, 1983, dan 1984) ini, masih dikagumi lawan-lawannya. Apalagi penampilan McEnroe ini adalah awal kebangkitannya kembali setelah istirahat panjang 3 tahun. Bukan cuma prestasi itu yang membuat McEnroe dibicarakan lagi. Hasil penelitian dan analisa George Lott, pengamat tenis dunia, yang diumumkan di majalah World Tennis, terbitan Februari lalu, memilih McEnroe sebagai petenis terbesar abad ini. Lott mengamati 20 pemain tingkat dunia, mulai era Bill Tilden -- juara 6 kali AS Terbuka tahun 1920-an -- hingga angkatan Ivan Lendl, yang jaya di awal 1980-an. Pengamatan Lott ditekankan kepada 10 kriteria dasar -- teknis maupun nonteknis -- yang harus dimiliki oleh petenis dunia. Seperti, serve, forehand, backhand, volley, overhead, baseline play, tennis brain, mental toughness, serta kelincahan, kecepatan, dan antisipasi. Setiap kriteria diberi nilai 0 s/d 10. Sebelas dari 20 pemain itu langsung diamati Lott dengan melihat pertandingannya di lapangan, atau lewat televisi. Sisanya, dilihat dari data prestasinya. "Saya sadari bahwa jumlah itu terlalu sedikit karena masih banyak pemain legendaris lainnya yang mesti diamati," kata Lott. Yang luput, misalnya, Stan Smith, Guillermo Vilas, Ken Rosewall, Tony Trabert, dan Arthur Ashe. McEnroe mulai terjun ke kancah profesional pada 1977. Tingkah lakunya yang urakan di lapangan membuat dia sering dikecam. Ia, misalnya, beberapa kali di denda karena bersitegang dengan hakim garis, atau memaki wasit. Tapi yang kagum juga banyak. Serve pertama McEnroe yang bervariasi -- flat, twist, dan spin -- dengan kecepatan tinggi mendapat angka sempurna, 10. Nilai itu juga diperoleh Bill Tilden dan Ellsworth Vines yang mengandalkan cannon servenya. Sedangkan untuk serve kedua, McEnroe -- sebagai pemain kidal -- hanya ditandingi Jack Kramer dalam hal keakuratannya, dengan nilai 10. Kramer adalah pemegang 2 kali juara tunggal dan 4 kali juara ganda AS Terbuka tahun 1940-an serta sekali juara Wimbledon. Pukulan volley McEnroe, meski hanya dinilai 9, lebih konsisten dan bertenaga. Sama seperti yang dimiliki Kramer dan Bill Johnston. Angka 10 lainnya yang didapat Mac -- panggilan akrab McEnroe -- pada overhead dan kelincahan, kecepatan serta antisipasi. "Antisipasi tanpa kecepatan dan kelincahan tidak akan ada artinya," kata Lott. Mac juga memiliki smes yang keras dan mematikan. Nilai 8 diperoleh Mac untuk kriteria bermain di garis belakang (baseline play). Angka itu wajar "rendah" karena Mac merupakan pemain dengan gaya serve dan volley, tidak seperti Bjorn Borg. Dengan jumlah nilai 93, Mac berada pada urutan pertama, hasil pengamatan Lott ini. Di bawahnya Bill Tilden dengan nilai 87. Sedangkan Ivan Lendl, saingan terdekat Mac saat ini, hanya menduduki urutan ke-7 dengan nilai 82. Bjorn Borg ada pada posisi 14 (nilai 76) dan Jimmy Connors -- yang memiliki mental toughness sempurna -- hanya menempati urutan ke-17 (nilai 73). Menurut Lott, peringkat yang dibuatnya itu berdasarkan pertandingan-pertandingan yang dianalisanya selama 68 tahun. "Untuk penyusunan peringkat, saya dasarkan pada penampilan terbaik setiap pemain sepanjang kariernya," katanya. Sayangnya, penelitian Lott ini sampai pada era Ivan Lendl sehingga petenis dunia saat ini, Boris Bccker, belum disentuh.RN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini