Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Motor

Angka Kecelakaan Sepeda Motor Masih Tinggi, Mayoritas Dialami Motor Matik

Tingginya kecelakaan yang melibatkan motor matik disebabkan engine brake yang kurang optimal dalam mengurangi kecepatan di turunan panjang.

17 Juni 2022 | 15.30 WIB

Ilustrasi motor tabrakan. all-free-download.com
Perbesar
Ilustrasi motor tabrakan. all-free-download.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan bahwa kendaraan sepeda motor masih mendominasi angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Dari hasil survey KNKT, didapati motor bertransmisi otomatis atau motor matic menjadi penyumbang terbesar kecelakaan sepeda motor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pada Desember 2019, KNKT melakukan survey peningkatan keselamatan pengguna jalan dan pencegahan kecelakaan pada ruas jalan Bandungsari - Salem (Gunung Lio), Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Hasilnya, motor matik memiliki engine brake yang kurang optimal dalam mengurangi kecepatan saat kendaraan melintasi turunan panjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kemudian dalam survey 2020, KNKT mengungkapkan bahwa selama kurang lebih satu tahun, telah terjadi kecelakaan sepeda motor di ruas jalan Bandungsari - Salem hingga mengakibat 13 orang meninggal dunia dan 95 persen di antaranya menggunakan motor matik.

Fenomena kecelakaan di jalan menurun tajam tidak hanya terjadi di ruas jalan Bandungsari - Salem, namun juga terjadi di beberapa wilayah lain seperti di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Probolinggo, kemudian di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen, Banyuwangi, di Pendakian Gunung Buthak, Malang, serta di Taman Wisata B-29, Lumajang.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan bahwa pemerintah daerah setempat telah memasang spanduk berisi larangan menaiki gunung menggunakan motor matic. Namun spanduk tersebut justru mendapat protes dari masyarakat.

"Pemasangan spanduk tersebut diprotes masyarakat yang menginginkan bepergian naik turun gunung menggunakan motor matik, sehingga spanduk peringatan tersebut akhirnya terpaksa diturunkan," kata Djoko dalam keterangan resminya, dikutip Tempo hari ini, Jumat, 17 Juni 2022.

KNKT sendiri telah mengimbau masyarakat agar tidak memaksakan kendaraan untuk melintasi jalur yang ekstrim. Pasalnya, setiap kendaraan memiliki kegunaan yang harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari desain atau rancangan masing-masing kendaraan.

Untuk meminimalisir kejadian yang sama terulang, KNKT mengambil langkah-langkah dengan mengadakan sosialisasi terkait penggunaan motor matik oleh kementerian terkait. Kemudian untuk pabrikan industri sepeda motor juga dinilai perlu memberikan buku manual pemeliharaan kendaraan dan juga perlu diterbitkan buku panduan keselamatan berkendara.

Baca juga: Memilih Ban Sepeda Motor yang Aman Digunakan saat Musim Hujan

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus