Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Penggunaan Truk Listrik Masih Sulit Dipakai di Indonesia, Kenapa?

Penggunaan truk listrik untuk tambang di Indonesia masih sulit terwujud karena terdapat beberapa masalah. Apa saja kendalanya?

18 September 2023 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung melihat truk listrik, Fuso eCanter dalam pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Senin 14 Agustus 2023. Dengan teknologi canggih di Next Generation eCanter ini, kami berharap dapat lebih memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan juga berkontribusi kepada lingkungan yang lebih baik. TEMPO/Fardi Bestari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Industri otomotif mulai melakukan peralihan dari kendaraan bensin ke tenaga listrik atau hybrid. Tak hanya terbatas pada mobil dan motor, kendaraan tambang juga mulai beralih menggunakan truk listrik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa perusahaan kendaraan besar seperti truk memang sudah mulai melakukan studi untuk pemakaian truk listrik. Namun sayangnya hingga kini belum benar-benar menjual truk listriknya di pasar otomotif Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

General Manager PT Motor Sights International Mohamad Rosyid mengatakan bahwa truk listrik saat ini masih impor. Hal tersebut yang membuat harga cukup tinggi dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

"Makanya kita punya planning CKD (Completely Knocked Down) dan assembly factory yang komprehensif. Ke depannya trennya sekarang ke sana,” ujar Rosyid di Pameran Kendaraan Alat Berat Indonesia Energy & Engineering (IEE) 2023.

Selain itu, terdapat beberapa kendala implementasi truk listrik yang juga jadi perhatian mulai dari ketersediaan charging station sampai ketahanan baterai. Mengingat medan yang mereka lalui cukup berat, khususnya di area petambangan.

“Terkait medan tambang memang berat dan kontur jalan juga. Ada kekhawatiran jika baterai menghantam jalan rusak ya durability-nya, komponen utama bikin mahal kan itu (baterai),” tambah dia.

Padahal, nantinya truk listrik menawarkan perawatan yang lebih mudah dibandingkan kendaraan konvensional. Pihak Shacman sendiri menyediakan teknisi servis khusus truk listrik yang dipakai.

“Lebih efisien, tidak perlu oli gardan. Paling hanya greasing, bearing utamanya (servis) di bagian kaki-kaki tapi tidak perlu komponen seperti oli,” lanjut Rosyid.

Hal senada juga disampaikan Faustina selaku Kepala produk dan pemasaran Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) sebagai distributor kendaraan niaga bus dan truk Mercedes-Benz di Indonesia. Menurutnya, truk listrik masih harus dikaji lebih dalam lagi.

"Dari kaca mata Daimler kita sudah memiliki produknya namun masih dalam pengkajian apakah bisa dibawa ke Indonesia. Kalau untuk mendatangkan truk listrik pabrik kita sudah memungkinkan namun kita harus lihat apakah ada konsumennya yang siap pakai dan juga infrastruktur ini secara ekosistemnya sudah siap atau belum," kata Faustina.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus