Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Otomotif

Perkembangan Mobil Listrik di Indonesia Terhambat Akibat Pasar Belum Terbentuk

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengatakan perkembangan mobil listrik di Indonesia bakal terhambat akibat pasar yang belum terbentuk.

21 November 2023 | 20.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan mobil listrik di Indonesia bakal terhambat akibat pasar yang belum terbentuk. Hal tersebut tentu akan menjadi tantangan tersendiri untuk pemerintah maupun produsen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah Indonesia telah memasang target 13 juta unit motor listrik dan 2 juta unit mobil listrik pada tahun 2030. Namun, dalam pencapaian target tersebut pemerintah dihadapkan dengan berbagai tantangan sepeeti ketersediaan SPKLU, layanan servis dan aftersales mobil listrik, hingga pasar mobil bekas yang masih belum terbentuk hingga saat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, mengatakan ketersediaan SPKLU, khususnya SPKLU dengan fitur fast charging jadi salah satu poin penting. Di mana fasilitas ini sangat perlu untuk pengguna mobil listrik yang ingin menempuh perjalanan jarak jauh.

"Saya kira, kalau kita berbicara kendaraan listrik hari ini, ada beberapa tantangan, pertama adalah (ketersediaan) SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Apalagi yang tipenya fast charging, itu jangan sampai kita misalnya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, terus isi baterai di SPKLU (ternyata) nunggunya (sampai) dua jam," kata Eddy dalam acara Tempo Energy Day di Jakarta, Selasa, 21 November 2023.

Eddy menambahkan masalah selanjutnya ada pada usia baterai yang menjadi kekhawatiran masyarakat.

"Kemudian tantangan kedua adalah soal ketahanan baterai itu sendiri, kita harus mengetahuinya, termasuk juga biaya penggantiannya, karena baterai itu komponen terbesar di sebuah kendaraan listrik," Eddy menjelaskan.

Tantangan selanjutnya adalah mengenai layanan purnajual mobil listrik yang juga masih dipertanyakan calon konsumen.

"Ketiga adalah service dan maintenance. Hari ini saya belum mendengar, service dan maintenance kendaraan listrik itu seperti apa," ujar dia.

Selain itu, tak kalah penting menurut Eddy yakni soal pasar mobil listrik bekas yang juga belum terbentuk. Hal ini penting karena mindset umum konsumen mobil di Indonesia adalah harga jual kembali mobil harus bagus.

"Terakhir adalah soal second hand market (pasar mobil listrik bekas), hari ini saya kira masih belum ada. Jadi kita nggak tahu. Kendaraan listrik ini bagus menurut saya dan juga penting, tapi ekosistemnya itu betul-betul harus dimatangkan," tutur Eddy.

Pilihan Editor: PLN Beri Diskon untuk Pemasangan Home Charging Mobil Listrik

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Maribergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto




Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus