Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Komunitas sepeda motor antik tertua dan terbesar di Yogyakarta, Motor Antique Club (MAC), bersiap menghelat event besar-besaran bertajuk "Djogjantique Day 2018: Bikers Reunion" untuk memperingati 31 tahun terbentuknya komunitas tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Event yang berbarengan dengan momentum hari kemerdekaan itu akan dikemas dalam bentuk upacara bendera sekaligus reuni, yang dipusatkan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, pada 17-18 Agustus 2018. “Target kami 1.500 peserta bisa hadir sambil membawa motor-motor antik yang mereka miliki,” ujar Ardy Tjandranata, ketua panitia dan sesepuh MAC kepada Tempo, Kamis, 2 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ardy menuturkan para anggota MAC rata-rata memiliki sepeda motor tua produksi tahun 1920-1970 dari pabrikan asal Eropa dan Amerika. Saat acara berlangsung, kata dia, setidaknya ada 50 sepeda motor antik terpilih akan dipajang untuk diperlihatkan dan menjadi edukasi untuk masyarakat.
“Masyarakat bisa belajar mana motor tua yang dulu sering dipakai untuk balapan, punya nilai seni tinggi, motor bekas perang, dan lainnya,” ujarnya.
Sejumlah sepeda motor lawas yang akan dipamerkan itu antara lain sepeda motor NSU asal Jerman produksi 1940. Lalu ada sepeda motor Horex asal Jerman keluaran 1940 dan BMW R25 produksi 1950. Ada juga sepeda motor keluaran pasca-Perang Dunia II, seperti Ariel asal Inggris keluaran 1950.
Selain itu, ada sepeda motor perang asal Inggris, seperti BSA M-20 dan M-21 produksi 1947 serta Norton dan Triump produksi sebelum 1960. Ardy menuturkan, selain menjadi ajang reuni besar anggota MAC, dalam event ini juga akan digelar upacara bendera bersama oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang melibatkan masyarakat lintas profesi.
Yang akan terlibat dalam upacara itu antara lain veteran Tentara Nasional Indonesia hingga siswa sekolah menengah pertama/atas di DIY. Acara kemudian dilanjutkan dengan aksi teatrikal bertajuk “Sang Merah Putih” oleh kelompok Reenactors Yogyakarta. Seni Bilah Indonesia juga akan meramaikan event ini sambil memamerkan kreativitas seni pembuatan bilah nasional yang sudah mendunia.
Setiap jam akan disajikan pertunjukan bernuansa 1990-an untuk masyarakat yang hadir dalam event itu. Sedangkan pada hari kedua akan ada safety riding course dari Direktorat Lalu Lintas Kepolisian DIY, dan ditutup dengan acara potong tumpeng simbol rasa syukur 31 tahun komunitas MAC. “Semua acara gratis untuk umum,” ucap Ardy.