Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mobil di taman safari biasanya menggunakan mesin diesel yang menimbulkan emisi karbon. Tapi Opibus mengubahnya menjadi mesin mobil listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Opibus, perusahaan Kenya - Swedia, menggunakan mobil safari listrik di Cagar Nasional Masai Mara Kenya, Afrika Selatan.
Melansir laman Autoblog hari ini, Senin, 23 Agustus 2021, mobil listrik ini suaranya tidak bising dan tidak mengeluarkan emisi karbon yang mengganggu hewan.
Penggunaan mobil listrik di taman nasional ini juga dapat memangkas biaya operasional hingga dua kali lipat.
Opibus adalah satu-satunya perusahaan yang melakukan konversi mobil safari ke mesin listrik di Kenya. Hingga saat ini, perusahaan telah melistrikkan 10 mobil safari untuk operasional taman safari.
Ada masalah yang dihadapi mobil listrik baterai mobil safari ini, yaitu stasiun pengisian daya baterainya. Mengisi daya baterai mobil listrik di cagar alam tidak mudah.
Kemudian jaringan listrik di Afrika juga tidak selalu dapat diandalkan. Masalah lain adalah daya jangkau mobil listrik tersebut.
Perusahaan tidak dapat selalu membayar untuk mengisi daya baterai selama berjam-jam. Pengisian daya mobil listrik juga tidak bisa selalu dilakukan pada saat tur berlangsung di taman safari Kenya.
Baca: Gerakan Anti Tesla di Cina, Apa Dosa Perusahaan Mobil Listrik Itu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DICKY KURNIAWAN | AUTOBLOG