Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Test Drive Hyundai Ioniq 6: Tenaga Mantap, tapi Masih Ada Kurangnya

Isi daya baterai mobil listrik Hyundai Ioniq 6 rute Jakarta - Semarang sejauh 455,3 kilometer hanya sebesar Rp 113.243.

6 Oktober 2023 | 06.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hyundai Ioniq 6 di depan Stadion Manahan, Solo, 3 Oktober 2023. TEMPO/Dicky Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tempo melakukan sesi test drive mobil listrik Hyundai Ioniq 6 dan Ioniq 5 dengan rute perjalanan dari Jakarta hingga Bali, 2-6 Oktober 2023. Perjalanan kami mulai dari Jakarta, menuju Semarang, dilanjutkan ke Surabaya, Banyuwangi, dan finis di Pulau Dewata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam acara media test drive bertajuk Charge. Set. Travel: Media Drive Experience with Ioniq 5 dan Ioniq 6, kami hanya berkesempatan menjajal Hyundai Ioniq 6 ini dalam perjalanan Jakarta-Semarang dan juga Banyuwangi-Bali.

Perjalanan Jakarta-Semarang

Perjalanan dimulai dari Hyundai Driving Experience, SCBD, Jakarta Selatan, dengan kondisi baterai 98 persen. Lokasi yang kami tuju adalah Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) yang berlokasi di Bojongmangu, Cikarang, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian, kami melanjutkan perjalanan setelah sempat melihat-lihat proses pembuatan mobil Hyundai di pabrik tersebut. Rute kedua yang kami tempuh selanjutnya adalah Rest Area 288 Tol Kanci-Pejagan, Kabupaten Cirebon. Tiba di rest area tersebut, baterai mobil listrik kami tersisa 30 persen.

Perjalanan menuju HMMI kami menempuh perjalanan melalui jalur tol yang kondisi lalu lintasnya cukup padat. Menempuh jarak sekitar 55 kilometer, kami tiba di lokasi tujuan dengan kondisi baterai 83 persen atau habis sekitar 15 persen.

Kemudian, kami melanjutkan perjalanan setelah sempat melihat-lihat proses pembuatan mobil Hyundai di pabrik tersebut. Rute kedua yang kami tempuh selanjutnya adalah Rest Area 288 Tol Kanci-Pejagan, Kabupaten Cirebon. Tiba di rest area tersebut, baterai mobil listrik kami tersisa 30 persen.

Di rest area ini, kami melakukan pengisian baterai untuk pertama kalinya dari sisa baterai 30 persen, terisi menjadi 82 persen. Ioniq 6 yang kami isi dengan menggunakan charger Delta DC 200 kW dengan tipe socket CCS2.

Hyundai Ioniq 6. (Foto: TEMPO/Dicky Kurniawan)

Secara total, kami mengisi baterai dengan total daya 42,30 kWh yang menghabiskan biaya sebesar Rp 104.345. Dalam rincian pembayaran yang kami terima, tambahan biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar Rp 8.348. Secara total, biaya pengecasan yang dikeluarkan untuk perjalanan dari SCBD menuju Bekasi, lalu ke Rest Area 228 sebesar Rp 113.243.

Setelah melakukan pengisian daya, dengan kondisi baterai 82 persen, kami melanjukan perjalanan menuju Rest Area 379 Tol Semarang-Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Tiba di tempat peristirahatan ini, Ioniq 6 yang kami gunakan menyisakan baterai sebanyak 33 persen dengan jarak tempuh sekitar 150 kilometer, dengan kondisi lalu melintasi lengang.

Tujuan akhir kami, Hotel Padma Semarang, hanya berjarak sekitar 51 kilometer. Sementara dengan baterai 33 persen tersebut, berdasarkan keterangan di layar MID, kami masih bisa menempuh jarak sekitar 100 kilometer.

View this post on Instagram

A post shared by Gooto (@gootodotcom)

Oleh karena itu, di Rest Area 379 ini kami hanya beristirahat sejenak dan kembali melanjutkan perjalanan. Masih dengan kondisi lalu lintas lengang, perjalanan menuju hotel dengan jarak tempuh 51 kilometer, bisa kami tempuh dalam waktu sekitar 45 menit.

Sesampainya di tujuan akhir, indikator baterai pada Ioniq 6 kami menunjukkan angka 17 persen, yang artinya dengan jarak 51 km, baterai yang kami gunakan tercatat sebanyak 16 persen.

Secara total, dari Jakarta hingga Semarang, kami menempuh jarak sejauh 455,3 kilometer dengan konsumsi daya yang tercantum di layar MID sebesar 22,6 kWh per 100 km. Kami hanya membutuhkan satu kali pengisian daya dengan biaya sebesar Rp 113.243.

Sebagai catatan, dalam perjalanan dari Jakarta menuju Rest Area 288, kami mengombinasikan mode berkendara Normal dan Sport. Sementara dari Rest Area 288 hingga Hotel Padma Semarang, sebagian besar kami menggunakan mode berkendara Normal, dengan kecepatan rata-rata di atas 100 km per jam.

Hasil konsumsi baterai dan biaya pengecasan yang kami keluarkan ini tentunya akan berbeda dari masing-masing pengemudi. Sebab, konsumsi daya pada baterai mobil listrik tersebut bergantung pada gaya berkendara, kondisi lalu lintas, dan medan yang dilalui.

Selanjutnya, perjalanan Banyuwangi-Bali...

Perjalanan Banyuwangi-Bali

Perjalanan menuju Bali kami awali dari Ketapang Indah Hotel Banyuwangi dengan kondisi baterai 100 persen. Rute pertama yang kami tempuh adalah menuju Pelabuhan Ketapang yang jaraknya hanya 2,6 kilometer. Setibanya di Pelabuhan Ketapang, kami menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali, menggunakan kapal dengan waktu tempuh sekitar satu jam.

Tiba di Pelabuhan Gilimanuk, perjalanan kami lanjutkan hingga Mulia Resort di Nusa Dua dengan jarak tempuh sekitar 137 kilometer. Perjalanan ditempuh dengan waktu sekitar empat jam dan setibanya di Mulia Resort, Ioniq 6 yang kami gunakan menyisakan baterai 65 persen.

View this post on Instagram

A post shared by Gooto (@gootodotcom)

Kondisi lalu lintas dalam perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk hingga Mulia Resort mayoritas lancar dan ada beberapa kemacetan yang kami temui di beberapa titik. Sementara itu, selama perjalanan, kami sepenuhnya mengunakan mode berkendara Normal.

Lantas bagaimana kenyamanan dan performa mesin dari Ioniq 6 ini? Berikut ulasan kami.

Performa

Ioniq 6 menggunakan arsitektur E-GMP dengan berbekal baterai 77,4 kWh dan menggunakan dual motor yang menghasilkan tenaga 239 kW atau setara 320 HP dan torsi 605 Nm. Tenaga tersebut disalurkan ke sistem penggerak all wheel drive (AWD).

Mobil listrik ini dapat menempuh jarak maksimal 519 kilometer dalam sekali pengisian daya. Akselerasi dari 0 hingga 100 km per jam dapat dituntaskan dalam waktu 5,1 detik dan kecepatan maksimal mobil ini adalah 185 km per jam.

Bagaimana impresi kami? Untuk urusan tenaga, Ioniq 6 ini sudah tidak diragukan lagi. Kami mencoba dengan mode berkendara Normal, mobil ini mampu memberikan torsi yang instan dan tenaga yang stabil hingga kecepatan tinggi. Apalagi pakai mode Sport, tenaga yang dikeluarkan lebih beringas lagi.

Ini mobil listrik. Jika menggeber dengan kecepatan tinggi tentunya ada konsekuensinya, yakni baterai menjadi lebih cepat habis. Kita bisa juga berkendara irit dengan menggunakan sistem i-Pedal, di mana sistem regenerative braking akan bekerja dan mengubah daya pengereman menjadi energi pada baterai.

Sistem regenerative braking ini ada empat level, yakni level 0, level 1, level 2, dan level 3, serta yang terakhir adalah i-Pedal. Mengatur level regenerative braking pada Hyundai Ioniq 6 dapat dilakukan melalui paddle shift yang ada di balik kemudi.

Selanjutnya, kenyamanan dan fitur unggulan...

Kenyamanan Berkendara dan Fitur

Berada di balik kemudi Ioniq 6 menjadi momen yang menyenangkan. Pengemudi bisa leluasa mengeksplorasi tenaga dari mobil listrik ini. Selain itu, posisi mengemudi di Ioniq 6 ini juga bisa disesuaikan dengan postur pengemudi, joknya sudah menggunakan pengaturan elektrik dan roda kemudinya sudah dilengkapi pengaturan tilt dan teleskopik.

Mengemudi juga menjadi lebih santai dan nyaman berkat hadirnya fitur-fitur dalam sistem keselamatan Hyundai Smart Sense. Lane Keeping Assist dan Cruise Control misalnya, yang membantu pengemudi untuk tetap berada di jalur saat berada di jalan tol, dan bisa menyetel kecepatan sehingga tidak perlu capai untuk menginjak pedal gas.

Lalu ada juga fitur Surround View Monitor yang menampilkan kondisi kendaraan di layar infotainment secara 360 derajat. Fitur ini sangat membantu saat melintasi jalan yang sempit, terlebih Hyundai Ioniq 6 ini memiliki beberapa titik blind spot yang menurut kami cukup besar.

Kami juga sempat menjajal di posisi penumpang baris kedua Ioniq 6. Ada beberapa catatan kami saat menjajal jok baris kedua mobil listrik ini.

Hyundai Ioniq 6. TEMPO/Dicky Kurniawan

Pertama, kondisi ruang kaki di jok baris kedua Ioniq 6 cukup luas, untuk saya yang memiliki tinggi 175 cm, ruang kaki masih leluasa. Namun, kursi baris kedua ini tidak bisa dimaju-mundurkan dan kursi baris pertama tidak memiliki kolong, sehingga kaki penumpang belakang tidak bisa masuk ke dalamnya.

Catatan kedua adalah karena mobil ini bergaya sedan-coupe, bagian belakang mobil sedikit menurun dan dampaknya adalah mobil ini punya ruang kepala atau head room yang sempit. Ketika saya duduk di kursi baris kedua, posisi ideal duduk saya hanya menyisakan empat jari antara kepala dan atap mobil, bahkan beberapa kali saya menyundul bagian atap ketika jalanan bergelombang dalam kecepatan tinggi.

View this post on Instagram

A post shared by Gooto (@gootodotcom)

Catatan ketiga adalah kenyamanan suspensi. Kami merasa bahwa suspensi di Ioniq 6 ini cukup keras dan kurang nyaman bagi penumpang belakang. Saat melintasi Tol Trans Jawa yang jalannya bergelombang, penumpang belakang cukup dibikin sakit pinggang dengan daya redam guncangan suspensi Ioniq 6 ini.

Tapi nampaknya suspensi yang keras ini disesuaikan dengan Ioniq 6 yang punya performa buas. Hanya saja, menurut kami, Ioniq 6 ini kurang nyaman sebagai penumpang jika digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Kalau perjalanan dalam kota, masih nyaman untuk berada di kursi baris kedua.

Ada satu hal lagi yang membuat kami tidak nyaman saat mengendarai Ioniq 6 ini, adalah suara buatan yang disediakan di mobil ini. Menurut kami, suara buatan yang ada di mobil ini kurang menarik dan terkesan berdengung dan menggangu pendengaran. Namun jangan khawatir, sebab suara buatan ini bisa dimatikan melalui pengaturan di panel infotainment.

Kesimpulan

Secara kesimpulan, Ioniq 6 ini bisa menjadi pilihan bagi konsumen yang menginginkan mobil listrik dengan tenaga buas serta desain atraktif dan futuristik. Selain itu, fitur-fitur yang ditawarkan pada mobil ini juga terbilang lengkap sehingga akan sangat membantu pengemudinya dalam perjalanan.

Namun, bagi konsumen yang mencari mobil listrik dengan kenyamanan di seluruh kursinya, nampaknya Ioniq 6 ini bukan pilihan terbaik. Dengan segala kekurangan yang kami sebutkan tadi, head room, suspensi, seperti kenyamanan yang dicari konsumen bisa ditemukan di adiknya Ioniq 6, yakni Ioniq 5.

Sebagai informasi, Ioniq 6 tersedia dalam lima pilihan warna, yakni Abyss Black Pearl, Serenity White Pearl, Gravity Gold Matte, Nocturne Grey Matte, dan Biophilic Blue Pearl. Khusus warna matte dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 3,5 juta. 

Pilihan Editor: Harga Baterai Hyundai Ioniq 5 Rp 300 Juta hingga Rp 400 Jutaan

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus