Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilpres

Disebut Gibran saat Debat Cawapres 2024, Apa Itu Carbon Capture and Storage (CCS)?

Carbon capture and storage (CCS) adalah suatu konsep yang dirancang untuk mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer dari sumber-sumber besar.

23 Desember 2023 | 17.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka (kiri) saat memberikan pemaparan pada debat perdana calon wakil presiden untuk pemilu 2024 disaksikan oleh calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD di Jakarta Conventiom Center (JCC), Jakarta, Jumat, 22 Desember 2023. Debat cawapres kali ini mengangkat tema soal ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, bertanya tentang regulasi yang mengatur  carbon capture and storage (CCS) kepada cawapres nomor urut 3, Mahfud Md, saat debat cawapres 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat malam, 22 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa itu CCS?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam upaya untuk mengatasi masalah perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon dioksida (CO2), teknologi carbon capture and storage (CCS) telah menjadi sorotan. 

Dikutip dari The International Energy Agency, CCS adalah suatu konsep yang dirancang untuk mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer dari sumber-sumber besar, seperti produksi baja dan semen, atau dari pembakaran bahan bakar fosil dalam pembangkit listrik. Karbon ini kemudian diangkut dari tempat produksinya, melalui kapal atau pipa, dan disimpan jauh di bawah tanah dalam formasi geologi. 

Menurut The Global CCS Institute, CCS teknologi telah beroperasi selama lebih dari 45 tahun dalam skala komersial. Badan tersebut juga melaporkan ada sekitar 194 fasilitas CCS berskala besar secara global pada akhir 2022. Total 94 proyek berada di Amerika, 73 di Eropa, 21 di Asia-Pasifik, dan 6 di Timur Tengah. Ini lebih besar dibandingkan pada 2019 yang hanya 51 fasilitas. 

Kapasitas penangkapan CO2 di seluruh fasilitas CCS yang sedang dikembangkan tumbuh menjadi 244 juta ton per tahun pada 2022, meningkat sebesar 44 persen sepanjang tahun.

Bagaimana sebenarnya cara kerja CCS?

Dikutip dari National Grid, ada tiga tahapan dalam proses CCS:

1. Menangkap karbon dioksida untuk disimpan

CO2 dipisahkan dari gas lain yang dihasilkan dalam proses industri, seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas alam, atau pabrik baja atau semen.

2. Transportasi

CO2 kemudian dikompresi dan diangkut melalui pipa, transportasi darat atau kapal ke lokasi penyimpanan.

3. Penyimpanan

Terakhir, CO2 disuntikkan ke dalam formasi batuan jauh di bawah tanah untuk penyimpanan permanen. Kemungkinan lokasi penyimpanan emisi karbon mencakup akuifer garam atau reservoir minyak dan gas yang sudah habis, yang biasanya berada pada kedalaman 1 kilometer atau lebih di bawah tanah.

Sebagai contoh, lokasi penyimpanan untuk proyek Zero Carbon Humber di Inggris adalah akuifer garam bernama Endurance, yang terletak di bagian selatan Laut Utara, sekitar 90 kilometer lepas pantai. Daya tahannya berada sekitar 1,6 kilometer di bawah dasar laut dan berpotensi menyimpan CO2 dalam jumlah yang sangat besar .

Demikian pula, di AS terdapat beberapa lokasi karbon berskala besar seperti Proyek Citronelle di Alabama. Tempat penyuntikan reservoir garam ini memiliki kedalaman sekitar 2,9 kilometer.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus