Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah atau pilkada Jakarta 2024 dilaporkan menjadi yang terendah sepanjang sejarah. “Kalau memang sekilas kami monitoring kemarin memang tingkat partisipasi di angka 50-60 persennya,” kata Ketua KPUD Jakarta Wahyu Dinata kepada wartawan di kantornya di Jakarta, pada Kamis, 28 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka partisipasi pemilih pada pilkada Jakarta 2024 tercatat hanya mencapai sekitar 4,3 juta suara. Sementara jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 8,2 juta. Artinya, partisipasi pemilih ada di angka 53,05. Adapun pada pilkada 2007 dan 2012, partisipasi pemilih mencapai sekitar 65 persen. Sedangkan pilkada 2017 jumlahnya meningkat lebih dari 70 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah tersebut bahkan lebih rendah dari prediksi Charta Politika. Berdasarkan survei, lembaga survei ini memperkirakan Pilkada Jakarta hanya diikuti oleh 58 persen partisipan. “Ada peningkatanlah pada saat itu, tapi pertarungan hari ini itu menurun di 58,14 persen,” kata peneliti Charta Politika, Dadang Nurjaman, di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 27 November 2024.
Dadang menilai partisipasi masyarakat Jakarta menurun karena masyarakat jenuh. Dia menduga sosok calon turut berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk memilih. Misalnya, banyak yang golput karena tidak ada sosok Anies Baswedan di pilkada kali ini. “Atau mungkin bisa jadi karena isu-isu beberapa yang muncul seperti mencoblos, tidak mencoblos, atau kemudian mencoblos semua gitu kan, dan daripada datang kemudian mencoblos semua mungkin saja orang itu lebih pada tidak datang ke TPS,” katanya.
Selain menjadi rekor tingkat partisipasi paling rendah, jumlah partisipasi pilkada Jakarta juga disebut KPU lebih rendah dibandingkan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2024 pada Februari lalu. “Pantauan sementara, partisipasi pemilih di bawah partisipasi saat pemilihan presiden dan pemilihan legislatif kemarin,” ujar Ketua Divisi Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat KPU Jakarta, Astri Megatari, Kamis, 28 November 2024.
Menurut Astri, lembaganya telah berupaya mengajak warga Jakarta datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan menggunakan hak pilihnya. Dengan menurunnya jumlah partisipasi pemilih saat pilkada, KPU Jakarta menyatakan bakal mengevaluasi program sosialisasinya. “Informasi pelaksanaan pilkada sudah kami sampaikan jauh-jauh hari, mulai awal tahapan dan sosialisasi. Hasilnya lebih rendah, sehingga kami perlu mengkajinya,” katanya.
NOVALI PANJI NUGROHO | ANTARA