Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kaitannya dengan Baramuli? Inilah yang membuat sosok Kim jadi menarik dicermati. Selain urusan surat bantahan itu, diam-diam ia punya kongsi bisnis dengan Ketua DPA itu. Sejumlah perusahaan Baramuli yang sekarat dililit utang ia ambil alih. "Ada yang kerja sama, ada yang saya ambil alih berikut utang-piutangnya. Tapi berapa jumlahnya saya tak ingat persis," katanya kepada TEMPO.
Namun, yang paling menyentak barangkali kongsinya dalam PT Indowood. Menurut sumber TEMPO di Bank Indonesia, ada transfer dana Rp 5 miliar dari Joko Tjandra ke PT Indowood. Kim mengaku ini urusan jual-beli valas yang ia lakukan bersama Joko. Di perusahaan ini, kabarnya, Kim join dengan perusahaan Baramuli, PT Poleko Jubarson Trading, untuk ekspor kayu ke Malaysia.
Pelbagai hubungan misterius ini sempat ditanyakan tim Panitia Khusus (Pansus) DPR kepada Kim dalam pertemuan Kamis pekan lalu. Sejumlah hal ia bantah, tapi ada juga yang dibenarkannya. "Saya sudah lama mengenal Pak Baramuli," tuturnya kepada Karaniya Dharmasaputra dan Wenseslaus Manggut dari TEMPO, ketika menemuinya di sebuah hotel berbintang di Jakarta Pusat. Di sini, dua kali seminggu, Kim punya jadwal bermain tenis. Berikut petikannya.
Sedekat apa hubungan Anda dengan Baramuli?
Tidak terlalu dekatlah. Tapi sudah lama saya kenal Pak Baramuli.
Anda punya usaha bersama dengan Baramuli lewat bendera Poleko?
Memang ada perusahaan Pak Baramuli yang saya ambil alih dan ada juga yang usaha bersama. Tapi jumlahnya tidak seberapa. Persisnya saya juga tidak ingat. Sejumlah usaha itu tidak produktif lagi dan mau dihentikan operasinya.
Perusahaan apa saja itu?
Hotel aja, kok. (Di antaranya PT Polepak Hotel, pemilik Hotel Novotel Toraja, Sulawesi SelatanRed).
Hotel apa saja yang Anda beli tadi?
Saya harus mengecek lagi. Tapi jumlah hotel yang saya beli dari Baramuli hanya tiga buah. Itu pun dua di antaranya mau kami tutup. Kalau you mau berita lengkapnya, akan saya beberkan pada hari Senin (pekan ini).
Anda juga menanggung utang sejumlah perusahaan Baramuli yang Anda ambil itu?
Ya-lah. Kalau diambil alih kan sekalian dengan utang-piutangnya, tidak hanya setengah-setengah. Hingga sekarang saya masih rajin membayar cicilan bulanan atas utang-utang itu. Berapa per bulannya, saya tidak ingat persis.
Perusahaan rugi, kok, diambil alih?
Siapa bilang perusahaan itu rugi? Untung, kok. Pokoknya, saya tidak rugilah.
Benarkah PT Indowood itu adalah usaha bersama dengan Baramuli?
Ah, nggak. Itu usaha saya dan tidak ada saham Pak Baramuli.
Lo, tapi di Pansus Anda mengakui bahwa ada saham Baramuli?
Lo, kok, Anda tahu? Rapat Pansus itu kan tertutup?
Jadi benar, di PT Indowood itu Anda berkongsi dengan Baramuli?
Iya. (Ia tersentak dan suaranya pelan).
Lalu, transfer Rp 5 miliar dari Joko Tjandra ke PT Indowood itu untuk apa?
Itu untuk membayar transaksi dolar yang saya lakukan dengan Joko Tjandra. Jadi, uang itu ada karena Joko Tjandra membeli dolar saya. Jadi, saya juga tidak tahu dari mana sumber uang yang dimiliki oleh Joko Tjandra itu. Apakah Joko menerimanya dari Bank Bali atau tidak, saya tidak tahu. Pokoknya, saya terima karena itu merupakan hak saya. Dan dalam kasus ini tidak ada hubungannya dengan Pak Baramuli.
Anda, kok, tiba-tiba terlibat dalam surat bantahan Rudy Ramli?
Yah..., saya kan sudah menjelaskan itu ke Pansus di DPR. Dan Pansus juga sudah menjelaskan ke media massa, kan? Bahwa surat bantahan itu dibuat atas permintaan Rudy Ramli. Wong, yang tanda tangan Rudy Ramli sendiri, kok.
Rudy mengaku justru Anda yang menekannya?
Tidak benar itu. Saya tidak pernah menekan Rudy Ramli. Yang benar adalah dia yang datang minta bantuan kepada saya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo