"SAYA bukan greenhorn," ujar Profesor Doktor John Ario Katili. Bekas Dirjen Geologi dan Sumber Daya Alam selama 16 tahun itu membantah dirinya masih hijau di bidang politik. Memang bagi mereka yang kenal Katili, yang selama ini dikenal sebagai ahli gunung api, pengangkatannya sebagai Wakil Ketua DPR/MPR periode 1992-1997 dari FKP itu mengundang pertanyaan. Sejak kapan ia mengenal dunia politik? "Saya ini kader Golkar. Saya sudah lama menjadi kader Golkar, tapi memang di luar dewan pimpinan pengurus," katanya lagi. Katili lantas menceritakan pengalamannya selama tiga periode pemilu berkampanye di daerah kelahirannya, Sulawesi Utara, dan Golkar menang di sana. "Orang melihat saya sebagai pakar gunung api. Ngapain orang ngurusin gempa ada di Senayan. Memangnya Senayan gempa," ujar Katili, 63 tahun, mengakui keraguan banyak pihak. Penulis 10 buah buku dan tak kurang dari 150 publikasi ilmiah itu mengaku kemampuan lobi, yang diperlukan sebagai wakil ketua DPR/MPR kelak, sudah lama dimilikinya. Walaupun kegiatan lobi itu dilakukan dalam forum yang lain. Misalnya, bagaimana ia mengurusi ekonomi mineral, negosiasi dalam kontrak dagang timah, atau mineral yang lain. "Barangkali lobi di bidang itu bisa lebih sukar," katanya. Pemegang gelar doktor Honoris Causa dari Universitas Stockholm, Swedia -- orang pertama di Asia -- itu mengaku, dunia politik pun sebenarnya sudah dikenalnya lama. Antara lain ketika dimintai menyusun konsep pembangunan Indonesia post-Soekarno, terutama di bidang pengembangan sumber daya alam, ketika mengajar di Ses koad, awal Orde baru. "Waktu itu belum ada Golkar," ujar Katili. Keterlibatannya di Seskoad, dan kemudian Lemhannas, menghasilkan sebuah buku, Sumber Alam Untuk Kesejahteraan dan Ketahanan Nasional, yang membuatnya memperoleh bintang Kartika Eka Paksi Kelas II. Di Ses koad itulah, menurut pengakuan Katili, ia mulai dekat dengan Presiden Soeharto. "Kami sudah saling mengenal sejak itu. Belakangan saya sering menyertai Pak Harto kalau beliau meninjau bencana alam naik helikopter." Tapi siapa yang mengusulkan Wakil Ketua Dewan Riset Nasional, dan anggota Dewan Pakar ICMI itu menjadi wakil ketua di badan legislatif itu? "Saya tidak tahu diusulkan oleh siapa," katanya. Diah Purnomowati dan Indrawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini