Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

SBY 75 Tahun, Berikut Jenjang Karier Militer Sebelum ke Dunia Politik

SBY hari ini berulang tahun ke-75 memiliki jejak karier yang terbilang moncer di militer sebelum terjun ke politik praktis.

10 September 2024 | 06.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum berkecimpung di bidang Politik, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mulanya mengikuti jejak sang Ayah yang berkarier di bidang militer. Di sepanjang karier militernya, SBY telah menduduki sejumlah jabatan strategis hingga menerima berbagai penghargaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk diketahui, SBY lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. Pensiunan jenderal bintang empat ini adalah anak tunggal pasangan R Soekotjo dan Sitti Habibah. Dilansir dari kemdikbud.go.id, darah militer menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah merupakan putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SBY sendiri adalah Presiden Indonesia ke-6 sekaligus presiden pertama Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Umum (Pemilu). Dirinya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) selama dua periode, yakni 2004-2009 dan 2009-2014.

Sebelum mengepakan sayap di dunia politik, SBY memiliki karier yang moncer di bidang militer. Mengikuti jejak sang Ayah, pada 1970 SBY masuk AKABRI dan berhasil mendapat predikat lulusan terbaik dan menerima penghargaan lencana Adhi Makayasa pada 1973.

Di masa pendidikannya, SBY kerap mengikuti beberapa latihan dan pendidikan baik di Indonesia maupun luar negeri. Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, SBY sempat mengenyam pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Fort Benning, Georgia, pada 1975.

Selain itu, SBY juga pernah mengikuti Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS pada 1982 hingga 1983, dan melakukan praktek kerja-On the job training di 82nd Airborne Division, Fort Bragg, AS, pada 1983.

Lebih jauh, SBY mengikuti sekolah militer lainnya, seperti Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS

SBY memulai karier militernya ketika menjabat sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infanteri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) pada 1974 hingga 1976. Setelahnya, ia ditunjuk sebagai Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) pada 1976-1977.

Pada 1977, SBY ditunjuk menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad. Setelah itu, SBY ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982).

Lebih lanjut, pada 1986-1988 SBY menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana. Tak lama setelahnya, SBY didapuk menjadi Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad pada 1993-1994. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995).

Selain bertugas di satuan tempur, SBY sempat ditempatkan di Dinas Penerangan TNI AD (Dispenad). Di sana SBY ditugaskan membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat, sekaligus menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat.

Selain itu, SBY ditugaskan ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB pada 1995, sebab itu SBY lantik menjadi Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force). Adapun SBY bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina.

Pada 1996 hingga 1997, SBY menjabat sebagai Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998). Pada 1998 hingga 1999, SBY menjabat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI.

Dirangkum dari tni.mil.id, berikut sejumlah penghargaan SBY selama 27 tahun berkarier di militer.

Penghargaan

  • Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
  • Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek) (1973)
  • Satya Lencana Seroja (1976)
  • Honor Our Graduated IOAC, USA (1983)
  • Satya Lencana Dwija Sista (1985)
  • Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI (1989)
  • Dosen Terbaik Seskoad (1989)
  • Satya Lencana Santi Dharma (1996)
  • Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF) (1996)
  • Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES) (1996)
  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (1998)
  • Bintang Yudha Dharma Nararya (1998)
  • Wing Penerbang TNI AU (1998)
  • Wing Kapal Selam TNI AL (1998)
  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama (1999)
  • Bintang Yudha Dharma Pratama (1999)
  • Bintang Dharma (1999)
  • Bintang Maha Putera Utama (1999)
  • Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik (2003)
  • Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek (2005)
  • Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio (2006)

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | KHUMAR MAHENDRA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus