Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Mataram - Sebanyak 28 orang wisatawan asal Malaysia yang menjadi korban gempa Lombok, Ahad, 17/3, sebenarnya tengah menggelar reuni di kawasan air terjun Tiu Kelep, Senaru. Dua diantara mereka meninggal dunia, dan sembilan luka-luka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gempa bumi bermagnitudo 5,8 mengguncang Lombok, Ahad, 17/3. Guncangan ini mengakibatkan longsor di kawasan air terjun Tiu Kelep Senaru Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Pada saat kejadian terdapat 40 orang wisatawan yang berada di kawasan itu dan terkena longsoran. Korban gempa Lombok kebanyakan merupakan wisatawan Malaysia dan warga sekitar.
Alan Pang, 56 tahun, salah seorang dari wisatawan Malaysia itu, mengatakan mereka sudah 4 hari berlibur di air terjun Tiu Kelep itu. Ia bersama teman-teman masa kecilnya tengah reuni.
Warga asal Johor ini menceritakan gempa menyebabkan runtuhnya batu-batu dan mengeluarkan suara seperti bom. ''Saya masih trauma. Belum bisa berpikir apa-apa,'' ujar dia.
Sedangkan Kok She Tye, rekannya asal Pahang, merasakan hal serupa. “Saya seperti menunggu mati saja.”
Seluruh korban asal Malaysia itu kini ditangani Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Pariwisata. Mereka yang semula menginap di Hotel Mascot Senggigi sudah dievakuasi menuju hotel di Mataram.
Dua orang korban meninggal dunia akan diberangkatkan ke Johor, Malaysia menggunakan pesawat Garuda via Jakarta. Seluruh biaya akan ditanggung Kementerian Pariwisata.
Sedangkan biaya pengobatan terhadap sembilan orang yang luka-luka ditanggung Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kepulangan mereka nantinya difasilitasi bersama maskapai Air Asia.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal mengatakan evakuasi korban meninggal baru bisa selesai dilakukan Senin pagi pukul 08.30. ''Semalaman saya sudah dilokasi. Tapi terhalang hujan kabut,'' kata Faozal, Senin 18/3.
Seorang staf Kedutaan Besar Malaysia, Abubakar, menyatakan sudah bertemu warganya di Hotel Lombok Astoria. Dia menyatakan gempa bumi ini adalah musibah yang tidak bisa diketahui sebelumnya. ''Ini semua kekuasaan Tuhan. Terima kasih kepada pemerintah NTB yang telah mengatasi korban,'' ucap dia.
SUPRIYANTHO KHAFID (Mataram)