Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

120 Tahun Bung Hatta, Sumbangsih Pemikiran Mohammad Hatta untuk Negeri

Hari ini, 12 Agustus 1902, atau 120 tahun silam, merupakan kelahiran Mohammad Hatta atau Bung Hatta. Banyak sumbansih pemikirannya untuk negeri ini.

12 Agustus 2022 | 19.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bung Hatta atau Mohammad Hatta. Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 12 Agustus 1902, atau 120 tahun silam, merupakan hari kelahiran. Mohammad Hatta. Sosok yang acap dipanggil Bung Hatta ini adalah Tokoh Proklamator 17 Agustus 1945 dan juga Wakil Presiden Indonesia pertama. Bung Hatta dijuluki sebagai Bapak Koperasi berkat pemikiran di bidang ekonomi dan sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tapi tak hanya di bidang ekonomi, dia juga kritis terhadap kaum muda, perpolitikan, serta demokrasi di tanah air. Berikut beberapa pemikiran Mohammad Hatta:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Pesan Bung Hatta untuk generasi “sekarang” dan generasi “akan datang”

Bagi Bung Hatta, manusia di era “sekarang” adalah bibit di masa mendatang. Menurutnya, memperbaiki kerusakan di era sekarang akan menjamin kesejahteraan bagi generasi yang akan datang. Sebab, kata Bung Hatta dalam salah satu pidatonya, angkatan sekarang memiliki hubungan timbal-balik tanggung jawab kepada angkatan “masa lalu” serta angkatan “ yang akan datang”.

Sebagai penerus generasi masa lalu, generasi sekarang harus menyerahkan tanah pusaka bangsa kepada generasi yang akan datang dalam keadaan lebih baik dari yang diterimanya sebagai peninggalan masal lalu. Sehingga generasi masa mendatang dapat meneruskan pemeliharaan Tanah Air sebagai pusaka bangsa tersebut. Demikian juga generasi mendatang yang kemudian menjadi generasi “sekarang” berikutnya, memiliki kewajiban yang sama kepada generasi setelahnya untuk menyerahkan Tanah Air dalam keadaan lebih baik dari sebelumnya.

Pesan Bung Hatta ini bersifat untemporary alias tak terbatas waktu. Artinya, meskipun pidato ini diungkapkan puluhan tahun silam, tetapi maksud dan tujuannya dapat disampaikan kepada generasi-generasi setelahnya. Bung Hatta berpesan agar setiap generasi agar selalu menjaga Tanah Air untuk generasi setelahnya. Sebab kebaikan atau kerusakan di suatu generasi akan mempengaruhi generasi berikutnya. “Manusia sekarang adalah bibit bagi masa datang. Hanya dengan memperbaiki yang rusak itu di waktu sekarang, juga dapat dijamin pertumbuhan masyarakat yang sehat ke dalam masa yang akan datang,” kata Bung Hatta.

2. Pendapat Bung Hatta soal liberalisasi dan survival of the fittest

Menurut Bung Hatta, manusia sekarang dan akan datang berkembang ke jurusan apa yang orang sebut managerial society. Zaman liberalisasi dengan semboyan laissez-faire-nya sudah lewat. Menurutnya, sungguh pun manusia liberal yang ketinggalan di belakang masih mau mencoba menonjolkan kepala, tetapi Indonesia yang dalam perjuangannya yang lampau menentang kapitalisme, ingin menempuh jalan baru melewati sama sekali fase liberalisme.

Menurutnya, paham survival of the fittest atau membiarkan kemenangan kepada yang terkuat, tidak sesuai dengan jiwa Indonesia yang berisikan semangat gotong royong dan merupakan masyarakat yang managerial society. “Dengan itu juga mengelakkan perjuangan hidup yang berdasarkan survival of the fittest,” kata Bung Hatta dalam pidatonya, Tanggung Jawab Moral Kaum Inteligensia.

3. Tanggung jawab kaum inteligensia menurut Bung Hatta

Bung Hatta mengatakan, perkembangan kehidupan banyak diatur menurut plan. Kondisi ini menghendaki pimpinan berdasarkan pengetahuan yang kebanyakan hanya terdapat pada kaum intelegensia, yang memperoleh pendidikan khusus. Oleh karena itu, pertanggungjawaban kaum intelegensia Indonesia dalam hidup kemasyarakatan di masa datang akan bertambah besar.

“Bukan saja pembangunan ekonomi diatur dan diperhitungkan menurut rencana, tetapi juga tindakan demokrasi politik. Ini menghendaki adanya pimpinan politik yang berjiwa besar dan bermoral tinggi,” kata Bung Hatta.

4. Pendapat Bung Hatta soal kaum muda yang berpolitik

Dalam sebuah pidatonya, Bung Hatta pernah menyampaikan pemikiran Julian Benda yang mengkritisi kaum muda intelektual yang tunduk pada penguasa Nazi-Hitler. Menurut Julian Benda, dalam suatu buku yang menggemparkan tentang La Trahison des Clercs atau pengkhianatan kaum intelektual, orang terpelajar tidak saja dikalahkan, tetapi juga dipungut. Orang terpelajar yang disewa oleh yang berkuasa di dunia adalah pengkhianat kepada fungsinya.

“Saya tidak ingin mengikuti begitu jauh tuduhan Julian Benda kepada kaum inteligensia,” kata Bung Hatta dalam pidato tersebut.

Menurutnya kaum inteligensia Indonesia mempunyai tradisi yang baik dalam menentukan nasib bangsa. Saat rakyat yang banyak masih berselimut dengan kegelapan di masa penjajahan, kaum terpelajarlah yang membukakan mata rakyat bahwa mereka mempunyai hak atas hidup sebagai bangsa yang merdeka. Pergerakan politik bermula dipelopori oleh pelajar-pelajar yang mendirikan Budi Utomo dalam lingkungan dinding sekolah dokter STOVIA di Jakarta.

“Pergerakan politik yang pertama kali menuntut Indonesia lepas dari Belanda, dipimpin oleh tiga orang dari kaum terpelajar pula. Douwes Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo, dan Suwardi Surjaningrat,” ujar Bung Hatta.

5. Pesan Bung Hatta kepada kaum inteligensinya dalam membangun bangsa.

Bung Hatta berharap kepada kaum intelegensia yang muda-muda sekarang, supaya mereka meneruskan tradisi yang gilang gemilang kaum inteligensia terdahulu. Apabila pekerjaan kaum intelegensi dahulu lebih banyak merobohkan Hindia Belanda, pekerjaan kaum intelegensi sekarang adalah dalam segi pembangunan. Membangun Indonesia yang adil dan makmur harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab serta keberanian menghadapi segala kesukaran.

“Pokok kemauan dan keberanian itu terletak pada cinta akan kebenaran dan keadilan, sebagai pembawaan orang berilmu cinta akan suatu cita-cita besar yang menjadi penyuluh harapan bangsa,” kata Proklamator itu.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus