Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

15 Jagoan Tanpa Senjata

Lima belas perwira ABRI dibawah komando Letkol Sutarto bergabung dengan pasukan perdamaian PBB, UNII MOG. Perwira dari pelbagai kesatuan itu bertugas mengawasi gencatan senjata Iran dan Irak.

20 Agustus 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEREKA dikirim ke medan peran V tanpa senjata. Sebab, tugasnya memang bukan menghancurkan lawan. melainkan menegakkan perdamaian. Mereka, lima belas perwira ABRI itu, adalah anggota kontingen Indonesia dalam UNII MOG (United Nations Iraq-Iran Military Observer Group) yang berangkat ke Irak, Senin lalu. UNIIMOG adalah sebutan bagi tim militer Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang bertugas mengawasi gencatan senjata antara Iran dan Irak. Pasukan baret biru berkekuatan 350 orang ini beranggotakan para perwira dari 24 negara di bawah pimpinan Mayor Jenderal Slovko Jovic dari Yugoslavia. Ini jelas bukan tugas ringan. Sebab, medan yang harus diawasi tim ini, menurut Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno, luasnya sekitar 1.200 km2. Dan yang harus dilerai adalah pertempuran yang sudah berjalan hampir delapan tahun, dengan korban sekitar sejuta jiwa. Tak heran jika perwira yang dipilih melalui seleksi ketat. Seleksi itu lima hari. "Minimal memenuhi persyaratan menguasai bahasa Inggris, mampu untuk mandiri, dan bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat," kata Letnan Kolonel Sutarto, 41 tahun, komandan kontingen Garuda ini. Maka, terseleksilah 15 orang dari berbagai kesatuan. Tim yang mengenakan lambang garuda di baretnya ini terdiri atas sepuluh kapten, empat mayor, dan seorang letkol., sebagai komandan. Kendati akan bertugas di darat, toh anggotanya beragam: ada dari angkatan laut, marinir, bahkan juga penerbang dan dokter. Agaknya, memang bukan kecakapan tempur yang diharapkan dari mereka, melainkan keterampilan berdiplomasi. Dan ABRI sudah terbukti kemampuannya di bidang yang membutuhkan banyak senyum ini. Misalnya di Sinai (1957), perbatasan Libanon-Syria (1958), Kongo (1960-1964) dan Mesir (1974). Bahkan di Mesir, Mayjen. (ketika itu) Himawan Sutanto sempat terpilih sebagai komandan kontingen pasukan PBB. Kini di pundak Letkol. Sutarto dan anak buahnya nama harum itu dipertaruhkan. Namun, ABRI tentu telah memilih para jagoannya dengan hati-hati. Sutarto, misalnya, sudah pernah bertugas di Mesir ketika masih berpangkat letnan satu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus