Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

13 Mei 2024 | 08.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sumatera Barat atau Sumbar dikenal sebagai daerah yang melahirkan tokoh-tokoh nasional. Sebanyak 15 tokoh asal Sumbar ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Siapa saja?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

15 Daftar Tokoh Sumbar yang Didaulat Sebagai Pahlawan Nasional

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bung Hatta atau Mohammad Hatta. Wikipedia

1. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Ia merupakan Wakil Presiden Indonesia pertama berpasangan dengan Ir. Soekarno. Ia juga dikenal sebagai bapak Proklamator dan bapak Koperasi Indonesia. Bung Hatta ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Kepres Nomor 84/TK/Tahun 2012 tanggal 7 November 2012. Sebelumnya, Presiden Soeharto menetapkan sebagai pahlawan proklamator melalui Kepres No. 081/TK/Tahun 1986.

2. Tan Malaka

Pemilik nama lengkap Ibrahim Datuk Tan Malaka yang dikenal dengan gelar Bapak Republik Indonesia karena ia yang memberikan nama Republik Indonesia. Tan Malaka lahur di Nagari Pandam Gadang, Limapuluh Kota, Sumatra Barat pada 2 Juni 1897. Tan Malaka sempat keluar masuk penjara untuk melawan para penjajah yang menjajah Indonesia. Tan Malaka disandangi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno melalui Kepres Nomor 53 Tahun 1963 tanggal 28 Maret 1963.

3. Sutan Syahrir

Sutan Syahrir lahir di Padang Panjang 5 Maret 1909 dari ayah keturunan Kotogadang, Agam dan ibu seorang bangsawan Melayu keturunan Minang. Sutan Syahrir menjadi pencetus politik bebas aktif . ia digelari sebagai pahlawan nasional melalui Kepres yang disahkan Presiden Soekarno sebagai pahlawan nasional sejak tanggal 9 April 1996.

4. H. Agus Salim

Lahir dengan nama Masyhudul Haq di koto Gadang, Agam, Sumatra Barat pada 8 Oktober 1884. Ia merupakan sepupu dari ayah Sutan Syahrir. Agus Salim terkenal dengan kepandaiannya berbahasa asing dan terlibat aktif dalam diplomasi pengakuan kedaulatan RI di awal Merdeka baik sebagai menteri maupun diplomat. Ia didaulat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1961 melalui Keppres.

5. Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol merupakan darah asli Pasaman, ia lahir pada tahun 1772. Ia berjasa dalam perang Paderi yang berlangsung selama 17 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinannya kaum Padri berdamai dengan pihak Belanda. Tuanku sempat diasingkan ke berbagai tempat seperti Sukabumi, Ambon, dan Manado. Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Soeharto berdasarkan Kepres Nomor 087/TK/Tahun  1973. Nama Tuanku Imam Bonjol diabadikan sebagai nama salah satu universitas tyang ada di Sumatra Barat, yaitu Universitas Islam Negeri Imam Bonjol.

Hajjah Rangkayo (HR) Rasuna Said. wikipedia

6. Rasuna Said

Rangkayo Hj. Rasuna Said lahir di maninjau pada 14 September 1910. Rangkayo Said dijuliki sebagai singa betina berkat keberaniannya melawan penjajah. Rasuna adalah seorang pendidik, politikus, dan pejuang emansipasi pada zaman Hindia Belanda. Rasuna memangku berbagai jabatan dalam perpolitikan Indonesia, pandiri Persatuan Muslimin Indonesia (Permi), mewakili Sumbar di KNIP, terlibat di Front Pertahanan Nasional, dan sebagai anggota di DPA. Ia dikukuhkan menjadi pahlawan nasional Indonesia oleh Presiden Soeharto pada tanggal 13 Desember 1974.

7. Mohammad Natsir

Mohammad Natsir Dt Sinaro Panjang lahir di Alahan Panjang, Solok dari orang tua asal Maninjau, Agam. Ayahnya Idris Sutan Saripado, pegawai pemerintah sempat bertugas di Alahan Panjang dan ibunya, Khadijah. Natsir pernah diangkat menjadi Menteri penerangan. Ia juga berjasa dalam mengembalikan kedaulatan republik Indonesia dari yang berbentuk serikat kembali menjadi negara kesatuan dalam parlemen RIS. Presiden Susilo Bambang YudhoYono pada 6 November 2008  menetapkan Natsir sebagai pahlawan nasional.

8. Buya Hamka 

Buya Hamka  atau yang memiliki nama panjang Haji Abdul Malik Karim Amrullah lahir di nagari Sungai Batang, Tepi Danau Maninjau, Agam pada 17 februri 1908. Ia merupakan seorang pejuang kemerdekaan hingga masa-masa setelah merdeka saat kondisi Indonesia masih belum stabil ia tetap setia membantu perjuangan di desa-desa.

Selain terlibat sebagai pejuang, Hamka juga dikenal sebagai seorang penulis dan jurnalis. Ia menerbitkan sejumlah novel yang masih sering diperbincangkan hingga sekarang, seperti 2 yang paling populer ialah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan Di Bawah Lindungan Ka’bah. Buya Hamka juga dikenal sebagai sosok ulama yang gencar berdakwah. Buya Hamka dianugerahi sebagai pahlawan nasional oleh Presiden SBY pada 7 November 2011.

9. Rohana Kudus

Rohana Kudus lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat pada 20 Desember 1884. Rohana nerupakan kakak dari Sutan Syahrir. Rohana adalah seorang jurnalis perempuan pertama di Indonesia dan pendiri Surat Kabar Soenting Melayu. Rohana merupakan sosok perempuan yang peduli terhadap pendidikan dan mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia di tempat kelahirannya. Rohana diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia dengan dikeluarkannya surat keputusan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November 2019.

10. Bagindo Aziz Chan

Bagindo Aziz Chan lahir merupakan putra dearah asli kota Padang. Ia lahir pada 30 September 1910. Bagindo Azizi Chan merupakan Wali Kota ketiga Kota Padang pada tahun 1946. Belum sampai satu tahun ia menjabat ia gugur karna tertembak oleh Belanda jelang Agresi Militer I. Presiden SBY menganugerahkan gelar pahlawan nasional atas jasa-jasanya melalui Keppres No. 82/TK/2005, 7 November 2005.

11. Hazairin 

Prof. Dr. Hazairin lahir di Bukittinggi Sumbar pada 28 November 1906. Ia merupakan pakar hukum adat dan pernah diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Ali Sastroamidjojo. Pada tahun 1946 ia diangkat menjadi residen Bengkulu sekaligus Wakil Gubernur Militer Sumatera Selatan.

Untuk mengenang jasa-jasanya selama memerintah di Bengkulu, namanya diabadikan dalam sebuah universitas, yakni Universitas Prof. Dr. Hazairin. Yang terletak di Jalan Jend. A. Yani No. 1, Kelurahan Pintu Batu, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Ia digelari sebagai pahlawan nasional oleh Presiden BJ Habibie pada 13 Agustus 1999 melalui Keputusan Presiden No. 074/TK/1999.

12. Ilyas Ya’kub 

Ilyas Ya’kub merupakan pahlawan nasional asal Kabupaten Pesisir Selatan tepatnya dari daerah Asam Kumbang, Bayang.Pada masa perjuangannya ia pernah dibuang ke Digul dan Australia oleh pemerintah Belanda. Ia juga menjadi salah satu pendiri Persatuan Muslim Indonesia bersama Rohana Kuddus. Ia dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden B.J Habibie tertanggal 13 Agustus 1999.

13 Adnan Kapau Gani

Adnan Kapau Gani lahir di Palembayan, Agam, Sumbar. AK Gani sehari-harinya berprofesi sebagai seorang dokter. Ia aktif sebagai politisi serta terjun di bidang kemiliteran. Ia pernah memangku berbagai jabatan dalam pelaksanaan pemerintahan di Indonesia, seperti Menteri Kemakmuran, di Kabinet Sjahrir III, Wakil Perdana Menteri pada kabinet Amir Sjarifuddin I dan II. AK Gani juga menjadi perwakilan Indonesia dalam Perjanjian Linggarjati 1946 bersama Syahrir. Presiden SBY pada 2007 mengangkat AK Gani menjadi pahlawan nasional pada 6 November 2007.

14. Muhammad Yamin

Muhammad Yamin adallah pahlawan nasional asal Sawahlunto yang lahir pada 23 Agustus 1903. M. Yamin aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia aktif dalam Kongres Pemuda II  saat membicarakan persatuan Indonesia. Yamin menjadi salah satu konseptor teks Pancasila yang saat ini menjadi dasar peletak pemerintahan di Indonesia. M. Yamin juga sempat menjabat sebagai menteri di beberapa bidang. Ia diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesi oleh Presiden Soeharto pada 6 November 1973.

15. Abdoel Moeis

Abdoel Moeis merupakan pahlawan nasional asal Sungai Pua, Agam. Abdoel Moeis. Ia merupakan seorang jurnalis yang aktif mengkritik pemerintahan Belanda. Ia pun aktif di organisisasi Sarekat Islam bersama Agus Salim. Abdul Muis pernah aktif diasingkan ke Jawa Barat. Abdoell Moeis menjadi sosok pertama yang diangkat menjadi pahlawan nasional Indonesia lewat surat Keputusan Presiden Soeharto nomor 087/TK/Tahun 1973 pada 6 November 1973.

Pilihan Editor:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus