Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan segera membuka program beasiswa pendidikan tinggi jenjang magister (S2) dan doktoral (S3) pada awal tahun 2024. Pendaftaran beasiswa kuliah tersebut umumnya dibuka dua kali dalam setahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso mengatakan jumlah pendaftar beasiswa LPDP pada 2023, yang dibuka beberapa waktu lalu mencapai 33.195 orang. Jumlah itu mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dibandingkan pada tahun sebelumnya, yaitu 19.034 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Tahun ini karena pendaftaran sudah ditutup di awal Juli, tahun ini pendaftarnya ada 33.195 orang, ini rekor,” kata Dwi dalam Seminar Beasiswa: Indonesia Maju 2045: Sumber Daya Manusia, Industrialisasi, dan Kewirausahaan yang disiarkan di kanal YouTube LPDP RI, Kamis, 27 Juli 2023.
Sementara itu, jumlah penerima beasiswa LPDP pada 2023 diproyeksikan sebanyak 7.000 orang. Dengan demikian, setiap kursi harus diperebutkan oleh sekitar 4-5 orang. Lantas, apa yang menjadi penyebab kegagalan dalam seleksi beasiswa LPDP?
Penyebab Gagal Lolos Seleksi Beasiswa LPDP
Seorang alumnus Edinburgh College of Art, The University of Edinburgh, Angga Fauzan membagikan pengalamannya berjuang mengejar beasiswa LPDP. Dia mengaku melamar beasiswa LPDP sebanyak dua kali dan baru dinyatakan lolos setelah percobaan kedua.
“Aku apply LPDP 2 kali gaes, yang pertama enggak diterima dan yang kedua diterima dengan skor yang sangat-sangat memuaskan,” kata Angga melalui cuitan (tweet) di X (Twitter) @angga_fzn, Jumat, 11 November 2022.
Pria yang menjadi CEO dan Founder platform belajar MySkill tersebut menyebutkan beberapa hal yang menjadi pemicu kegagalan dalam memperoleh beasiswa LPDP. Menurut dia, kegagalan itu bahkan bisa dirasakan saat awal seleksi administrasi.
Berdasarkan penjelasannya, berikut ada sejumlah penyebab gagal lolos seleksi beasiswa LPDP:
1. Kelengkapan dokumen persyaratan
Angga mengatakan bahwa masalah yang sering kali dialami pendaftar adalah lupa mengunggah dokumen tertentu saat seleksi administrasi. Selain itu, tak jarang pendaftar dengan sadar mengumpulkan dokumen yang tidak memenuhi ketentuan, misalnya memaksakan diri mengunggah sertifikat TOEFL dengan skor tidak sesuai standar.
“Aku pun demikian, dulu asal ngumpulin, padahal sebenarnya juga tahu ada dokumen yang tidak memenuhi standar (skor TOEFL/IELTS pada saat itu). Jadinya? Capek mengumpulkan setumpuk dokumen lainnya, sia-sia karena ada satu dokumen yang tidak pas, gagal,” ucap dia.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar pendaftar membuat daftar persyaratan yang harus dipenuhi. “Makanya, aku selalu saranin membuat check-list,” ujar dia.
2. Tidak mengantongi LoA
Angga juga menuturkan bahwa kegagalan dalam seleksi beasiswa LPDP bisa terjadi saat pendaftar belum segera mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari perguruan tinggi yang dituju. Dia pun mengungkapkan, ada banyak pelamar yang harus menunggu LoA hingga 2 tahun.
“Makanya aku sering menyarankan, kalau bisa dapetin kampus tujuannya ketika apply LPDP. Atau setidaknya sudah yakin diterima. Sebenarnya tidak wajib, tetapi ini membantu banget saat kita interview, kita bisa bilang (ke pewawancara) kalau kita memang sudah diterima,” kata dia.
3. Pembawaan diri saat wawancara
Menurut Angga, penyebab gagal lolos seleksi beasiswa LPDP yang terakhir adalah kurangnya persiapan menjelang tes wawancara. Beberapa masalah yang kerap dihadapi pelamar, kata dia, tidak yakin dengan kemampuan diri-sendiri, terlalu angkuh, atau tidak dapat menyampaikan alasan mengikuti seleksi.
Dia memberi saran agar pelamar membuat daftar pertanyaan dan jawaban untuk latihan. Dia juga menyebut bahwa latihan wawancara 5 kali sehari di hadapan lima orang yang berbeda sangatlah membantu.
“Aku pas persiapan wawancara menyusun 150+ QnA (question and answer) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sama misalnya, sehari latihan 5 kali wawancara dengan 5 orang yang berbeda. Tujuannya supaya belajar mengartikulasikan kalimat,” ucap Angga.
MELYNDA DWI PUSPITA