Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Akbar Bertitah Bungkam Daerah

Sebagian besar pengurus di daerah masih mendukung Akbar Tandjung. Cuma Sulawesi yang punya opsi non-aktif.

13 Oktober 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASA reses parlemen lazimnya dipakai para politisi untuk pelesir. Tapi Akbar Tandjung malah membunuh waktu senggang itu dengan kegiatan penting: berkunjung ke pelbagai daerah. Boleh dibilang, saban Sabtu dan Minggu, Ketua Umum Partai Golkar itu sibuk berkeliling menjumpai para kader di Jawa hingga Papua. Tampaknya, Akbar sadar betul betapa daerah merupakan kunci pertahanannya untuk tetap bercokol di posisi puncak. Apalagi ia tengah menghadapi masalah serius: dirongrong agar mundur selaku Ketua DPR menyusul vonis tiga tahun penjara dalam kasus korupsi dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 40 miliar. Rekan-rekan dekatnya di partai juga mendesak agar ia non-aktif memimpin Beringin. Tengoklah saat Akbar berkunjung ke Bali, akhir September lalu. Berbagai atribut Partai Beringin menghiasi jalan raya dari arah Bandar Udara Ngurah Rai hingga tempat pertemuan di Jalan Untung Surapati, Denpasar. Puluhan mobil mengiringi perjalanan Akbar disertai sejumlah petinggi Golkar yang setia mendukungnya dari Jakarta. Sambutan masih saja meriah. Di tengah ratusan kadernya, Akbar masih dielu-elukan. Saat ia berdiri di panggung, gemuruh tepuk tangan menyambutnya disertai teriakan berkali-kali: “Hidup Akbar Tandjung, hidup Golkar….” Kunjungan ke Denpasar ini boleh dikata sebagai langkah konsolidasi partai. “Jadi agenda rutin Akbar, tapi juga sudah dilakukan jauh sebelum terkena kasus dana Bulog,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, Rully Chairul Azwar. Padahal suara dari sejumlah bekas anak organisasi cukup kencang. Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI (FKPPI), yang menjadi aset penting Beringin, terus menyodoknya agar hengkang dari Golkar. Begitu pula organisasi massa yang penting macam Musyawarah Keluarga Gotong-Royong atau MKGR yang punya pengikut luas. Toh, desakan mereka tak digubris Akbar—yang ngotot berkuasa sepanjang belum kena vonis berkekuatan hukum tetap. Dalam situasi terjepit, Akbar lalu mengandalkan sokongan dari pelbagai daerah. Ia tengah berpacu dengan beberapa rivalnya, petinggi Golkar seperti Agung Laksono dan Theo Sambuaga, yang juga sedang getol mencari dukungan daerah-daerah agar bisa menggantikan Akbar. Para elite di daerah yang memimpin dewan pimpinan daerah ini berandil besar apakah keputusan mengganti ketua umum harus digelar lewat musyawarah nasional luar biasa. Akbar tampaknya berupaya mengunci rapat-rapat pintu forum tertinggi itu. Hasilnya cukup menggembirakan bekas Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam itu. Setidaknya 14 dari 30 bos partai di daerah masih menginginkan Akbar tetap memimpin. Mereka tampaknya tidak begitu peduli dengan kasus yang menimpa Akbar walau majelis hakim Jakarta Pusat telah menjatuhkan hukuman tiga tahun padanya. Kalaupun ada yang malu-malu bersikap, petanya terserak di sekitar Sulawesi. Mereka siap menyodorkan putra daerah sebagai calon pengganti, di antaranya Jusuf Kalla dan Marwah Daud. Opsi agar Akbar non-aktif disebut Golkar Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Celakanya, ternyata masih banyak dewan pimpinan daerah yang loyal buta mengusung Akbar. “Tak ada alasan untuk tak mendukung Akbar, apa pun keputusan pengadilan nanti,” kata Ketua Golkar Jawa Timur, Ridwan Hisyam, kepada TEMPO. Beberapa daerah bahkan secara heroik menyebut Akbar sebagai pahlawan. Ia dianggap mampu menyelamatkan Golkar dari berbagai tekanan terhadap partai yang pernah berjaya di masa Orde Baru itu. Akbar juga dianggap berjasa membawa kemenangan Golkar ke posisi runner-up pada Pemilu 1999 lalu, meski waktu itu banyak yang mencibir. “Kita tidak mau jadi pecah seperti PKB atau PPP,” kata Sekretaris Golkar Lampung, Oktaviano. Dukungan meriah di daerah itu bukan tanpa sebab. Sumber TEMPO di kalangan petinggi Partai Beringin menyebut sokongan itu tak lepas dari ancaman serius kubu Akbar. “Mereka akan dicopot jika daerah mendesak melakukan musyawarah nasional luar biasa,” katanya. Artinya, pusat siap mengganti mereka yang mbalelo dengan orang-orang yang loyal. Gampang saja. “Apalagi mereka bisa menjabat di daerah berkat jasa baik Akbar,” kata politisi Golkar lainnya. Gerakan politik di daerah itu rupanya ampuh. “Tujuannya jelas untuk membungkam mereka,” kata sumber itu. Tapi ada yang menanggapinya sebagai sikap wajar. Ketua Golkar Yogyakarta, Mansur Sudarno, menilai cara ini harus ditempuh di tengah cobaan yang sedang dihadapi partai. “Pemimpin harus seperti itu,” ujar Mansur. “Golkar masih butuh ketokohan Akbar,” kata Ketua Golkar Bali, Alit Yudha, “Kami tak ingin hanyut dalam skenario pihak lain yang ingin menghancurkan partai.” (Lihat tabel.) Apa boleh buat, Akbar lagi-lagi masih di atas angin—kecuali di kawasan Anging Mamiri. Fajar W.H., TNR -------------------------------------------------------------------------------- Sikap Partai Golkar di Daerah Jawa Barat Tetap mendukung kepemimpinan Akbar. Sekali Akbar tetap Akbar. Bali Akbar mampu mempertahankan partai di masa sulit. Sumatera Selatan Tetap mendukung, tapi bisa saja kesepakatan itu berubah nantinya. Riau Tetap patuh pada hasil rapat pimpinan nasional, yakni mendukung Akbar sebagai ketua. Selama dipimpin Akbar, Golkar solid. Yogyakarta Jika nanti ada keputusan hukum tetap, akan membicarakan ulang. Soliditas partai paling tinggi saat dipegang Akbar. Jawa Timur Tetap memberikan kepercayaan kepada Akbar apa pun keputusan pengadilan. Akbar dianggap sebagai korban politik. Kalimantan Barat Tetap mendukung Akbar meski dalam musyawarah daerah ada bebe-rapa orang yang mengusulkan agar Akbar non-aktif. Sulawesi Selatan Ada tiga wacana: meminta Akbar dipertahankan, non-aktif, dan mengundurkan diri. Nusa Tenggara Barat Tetap akan mempertahankan Akbar sampai ada keputusan tetap. Tak ada alasan untuk mendepak pemimpin. Sulawesi Utara Belum ada DPD II yang meminta Akbar mundur. Jika ada keputusan hukum tetap, akan dibicarakan lagi. Bengkulu Di saat-saat sulit, Akbar mau pasang badan untuk partai. Jawa Tengah Semua DPD II tetap ingin mempertahankan Akbar karena belum ada putusan final atas kasusnya. Sulawesi Tenggara Masih memegang kesepakatan untuk tetap mempertahan-kan Akbar. Namun siap mengevaluasi jika sudah ada putusan tetap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus