Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Akhirnya Memotong Tanjung

Pendangkalan sungai kapuas kecil mencapai 20 cm per bulan. kapal bobot 100 ton lebih, melalui sungai kubu kecil untuk mencapai pelabuhan pontianak. sebuah tanjung di sungai kapuas harus dipotong. (dh)

10 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUARA Sungai Kapuas Kecil sejak tahun 1971 sudah emoh dimasuki badan kapal berbobot lebih 100 ton. Karena kedalaman di situ cuma 0,9 M. Meski jarak dari sana ke Pelabuhan Pontianak cuma 15 mil toh kapal lebih suka nyelonong lewat muara Sungai Kubu Kecil. Karena di sini masih mampu menerima kapal lebih besar. Padahal jarak yang akan ditempuh tak kurang dari 60 mil. Dari muara Sungai Kapuas Kecil cuma 3 jam sedang dari muara Sungai Kubu. Kecil 11 jam. Itu semua membikin tak berhenti berkerut kening Pimpinan BPP Pontianak A. Rachim yang berbenjol itu. Tahun 1971 itu juga dicoba mengeruknya. Tapi 4 bulan kemudian sudah tak bisa dilewati kapal lagi. Ternyata pendangkalan di situ mencapai 20 Cm per bulan. Jadi kalau Rachim memaksakan pengerukannya selama 1 tahun terus menerusÿ20akan berapa milyar rupiah terbenam di lumpur. Maka diputuskan memotong Tanjung yang mendekam di Sungai Kapuas itu. Ini daakukan tahun 1974. Tak kurang Rp 230 juta biaya diperlukan menyopak gundukan tanah 1100 x 50 x 5 M di itu Tanjung bilangan Olak Kubu. Disusul pengerukan di Liak Liak Kubu. Dengan rencana luas yang sama baru 65% -- selesai pekerjaan raksasa Rachim yang satu ini. Dan dengan rencana anggaran yang sama pula sudah Rp 150 juta terbenam di sana. Ternyata bukan cuma itu saja perkara sebenarnya. Ia harus berfikir keras bagaimana BPP bisa membantu menyampaikan barang-barang berat dengan jumlah tak sedikit sampai ke pehuluan. Di sini lalu lintas sungai relatif masih rendah biayanya padahal beban angkutan tak terbatas. Jalan raya di Kalbar baru memasuki tahap pengerasan dan pengaspalan. Dan ia khawatir menumpuknya barang-barang Pelita II dan III untuk Daerah-Daerah Tingkat II, karena BPP tak memiliki alat angkutan. Sedang sekarang ini saja di pelataran Bandar Laut Pontianak berserakan barang-barang berat untuk pembangunan di daerah-daerah Kalbar. Karena terbatasnya alat-alat pembenahnya. Tambahan alat-alat itu cuma bisa diharapkan dari Pemerintah Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus