DESA Sekotong Tengah berwilayah 15.579 M2. Tapi sepi dan
terpencil. Apalagi Desa di Kecamatan Gerung, Lombok Barat itu,
sebagian besar terdiri dari tanah liar dan hutan yang belum
terjamah. Ditambah lagi kebanyakan penduduknya berasal dari
kawasan Lombok Tengah seperti daerah Lajut, Sengkol, Tanahawu
dan Kateng, yang konon terkenal bringas. Hingga setiap pendatang
sulit bisa menetap di sana, kalau tak punya nyali seorang
pende- kar atau jawara. Apalagi daerah selatannya yang termasuk
bilangan rogas. Sepi dan Pengantap yang jauhnya dari pusat
kota di Sekotng maka waktu setengah hari berjalan kaki.
Tak aneh bila perkara pencurian, merupakan peristiwa
sehari-hari. Yang jadi sasaran terutama ialah hewan dan kayu.
Dan sang maling ini agaknya rada istimewa juga. Terdiri hanya
seorang dua, maling yang punya nyali gede ini berani masuk
pekarangan secara terang-terangan. Yang siap bertarung bila
berhadapan dengan penghalang maksudnya. Hingga akhirnya
penduduk yang bringas itu pun jadi
bolat.
Akan halnya pencuri kayu selain punya nyali gede, juga tak
jarang memanfaatkan penduduk buat bekerja sama. Menghadapi
mereka, kabarnya Polisi Kehutanan pun sering lari
terbirit-birit. Jangankan pistolnlya sempat diletuskan, justru
mereka yang tunggang langgang dikejar sang maling. Tentu saja
hal-hal tersebut amat merepotkan setiap Kepala Desa di sana. Dan
seakan ada semacam syarat tak tertulis, calon Kepala Desa di
sana harus juga punya nyali lebih gede. Seperti Kepala Desa
Sekotong Tengah sekarang Mamiq Yakob yang berani berucap, "lebih
baik kami diberi pistol ketimbang Honda". Nyali Yakob memang
teruji. Menghadapi setiap perkelahian yang tak jarang terjadi
di wilayah kekuasaannya, bila tak dapat didamaikan, ia sendiri
yang menantang berkelahi. Agaknya wibawa lewat otot memang
diperlukan di sana. "Habis kalau tidak demikian, Kepala Desa
sering tidak digubris", tukas Mamiq Yakob terhadap komentar
orang yang memandang sinis caranya bertindak. Tapi ternyata
tindakannya bukan tanpa hasil. Pertikaian antar penduduk --
biasanya gara-gara memperebutkan tanah dan hutan -- jadi mudah
didamaikan dan berkurang.
Said Abdullah
Yang tak kurang pula membuat pening kepala Yakob, ialah gangguan
keamanan yang disebabkan babi hutan. "Wereng dikatakan ganas,
serangan babi hutan lebih kejam lagi", ujar Yakob. Seingatnya
sudah sekitar 3000 babi hutan sempat diracun, toh jumlahnya
bukan berkurang. Di Kampung Sayong scorang penduduk pernah jadi
korban karena mempertahankan kebunnya dari scrangan hewan ini.
Penduduk pun terpaksa berjaga-jaga siang malam. "Kalau kita
lengah alamat tidak makan", tutur Nurasih, Kepala Kampung
Blongas. Meskipun dipagari, toh penjagaan mutlak perlu. Karena
sang babi biasanya ada saja akalnya menggasak tanaman penduduk.
"Karena itu Keluarga Berencana di sini belum diperlukan", ujar
Nurasih yang kampungnya memeluk 700 warga. Soalnya anak banyak
masih diperlukan. Buat membantu menjaga babi.
Tak jarang pula desa sepi dan terpencil tapi punya sumber mata
pencaharian darat dan laut itu, mengundang selera petualangan.
Sekarang ini misalnya desa tersebut sedang diganggu seorang
petualang yang dijuluki "Tuan Said". Nama sebenarnya Said
Abdullah. Ia sesungguhnya sudah menetap di Sekotong Tengah. Tapi
polahnya membomi laut Teluk Blongas buat dikeduk ikannya,
mendidihkan darah warga desa. Suasana pantai selatan Lombok yang
sepi, agaknya melahirkan ilham si Said buat secara
sewenang-wenang bertindak melanggar hukum tadi. Tentu saja
merugikan para nelayan di pantai yang memang bernama Kampung
Sepi itu.
Kehidupan Desa Sekotong Tengah seperti kisah dalam film koboy
saja. tentunya bukan tak penting mendapat perhatian. Apalagi
sejarah pernah mencatat bahwa pasukan Sekutu tempo hari pernah
menggunakan daerah tersebut sebagai tempat pendaratan untuk
menggempur tentara Jepang di sekitarnya. Kabarnya bekas-bekas
pertempuran itu sampai sekarang masih bisa ditonton. Ini
barangkali bisa dikaitkan buat tujuan pariwisata. Apalagi
pesisir Sepi, Bengkang dan Pengantap itu, kemolekannya bisa
dibilang boleh. Cuma saja tak pernah terlirik oleh yang
berwenang di Pemda Lombok Barat. Sebab memang mereka tak pernah
ke sana. Maklum hubungan sulit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini