Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Alasan AI dan Teknologi Malah Mendiskriminasi Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas juga memiliki risiko dan kerentanan diskriminasi tertentu saat berinteraksi dengan AI dan sistem algoritmik karena beberapa ala

12 Maret 2025 | 21.09 WIB

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Artificial Intelligence (AI) dan teknologi dapat membantu kehidupan penyandang disabilitas. Meski begitu, penyandang disabilitas juga memiliki risiko dan kerentanan diskriminasi tertentu saat berinteraksi dengan AI dan sistem algoritmik karena beberapa alasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, banyak alat AI dan algoritmik dirancang melalui pengenalan pola dan membuat penentuan berdasarkan pola-pola umum dalam kumpulan data tertentu. "Namun, banyak penyandang disabilitas (berdasarkan disabilitas mereka) hidup di luar pola yang umum, seperti memiliki perbedaan gaya berjalan, perbedaan vokal, gerakan mata yang tidak biasa," tulis laporan American Association of People with Disabilities (AAPD) seperti yang dikutip dari situs resmi Center for Democracy and Technology, cdt.org, Selasa, 11 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Alat-alat ini mungkin secara tidak sengaja mendiskriminasi orang-orang dengan ragam disabilitas tertentu, terutama ketika penyandang disabilitas mengandalkan masukan biometrik.

Kedua, AI dan teknologi algoritmik membuat keluaran berdasarkan input  dari kumpulan data yang sering kali tidak benar-benar mencakup data penyandang disabilitas. "Seperti data yang tidak akurat tentang disabilitas, kurang sampel, atau informasi yang ditandai secara tidak tepat sebagai informasi yang terkait dengan disabilitas," tulis laporan CDT dan AAPD yang dipublikasikan guna merancang regulasi pengaturan AI yang lebih berpihak kepada penyandang disabilitas.

Ketiga, banyak penyandang disabilitas yang terpinggirkan secara ganda lantaran mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok rentan lainnya. Seperti penyandang disabilitas yang juga berasal dari etnis minoritas tertentu atau penyandang disabilitas yang memiliki orientasi seksual berbeda (LGBTQ+).

"Sehingga penyandang disabilitas berpotensi menghadapi hasil yang diskriminatif sebagai akibat dari interaksi mereka dengan AI atau teknologi tertentu," tulis CDT.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus