Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Aneka Pesan di Santap Malam Megawati dan Maimun Zubair

Usai jamuan bersama Megawati, Kiai Maimun Zubair menitipkan putranya Taj Yasin untuk membuat Jawa Tengah dan Indonesia lebih baik.

15 Februari 2018 | 06.22 WIB

 KH Maimoen Zubaer memberikan wejangan di hadapan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.| Tempo| Fitria Rahmawati
material-symbols:fullscreenPerbesar
KH Maimoen Zubaer memberikan wejangan di hadapan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.| Tempo| Fitria Rahmawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, SEMARANG - Kiai karismatik Jawa Tengah (Jateng) Maimun Zubair Rabu 14 Februari 2018 malam menghadiri jamuan santap malam silaturahim bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ada yang menarik dalam santap malam yang digelar di Hotel Gumaya, Jalan Gajah Mada Semarang itu. Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen, memberikan aneka wejangan, tentang pentingnya Indonesia memakmurkan rakyatnya, juga perubahan di Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Misalnya saja, Mbah Moen ingin agar pemerintah Indonesia bekerja lebih keras memakmurkan rakyatnya. Menurut Mbah Moen, Indonesia sudah lama menderita dan harus berjuang membebaskan dirinya dari kemiskinan dll. " Banyak yang harus diperjuangkan secara keseluruhan, bahagia sejahtera dari Sabang sampai Merauke." kata Mbah Moen.

Karenanya, Mbah Moen mempercayakan anak lelakinya Taj Yasin ikut berjuang untuk membuat perubahan, minimal dari Jawa tengah. " Saya percayakan anak saya untuk bersama melaksanakannya (berjuang)," kata Mbah Moen lagi.

Mbah Moen juga bicara soal kasus TKI dan meminta Indonesia tidak lagi mengekspor manusianya sebagai TKI, namun memperbanyak pengiriman barang ke luar negeri. Sebab itulah, kata dia, pilar bangsa harus diperkuat untuk mengentaskan kemiskinan.

Kiai Maimun juga bicara bagaimana Jawa Tengah sesungguhnya adalah wilayah sentral di Indonesia. Seluruh aliran dan agama, kata dia, datang ke Jawa mulai dari Jawa Tengah. Mbah Moen merujuk peninggalan agama Hindu dan Budha pertama ada di Jawa Tengah. Begitu pula Agama Islam. "Masjid Bintoro pertama kali menjadi masjid nasional meski islam dan bangunan masjid hadir lebih dulu di Aceh dan Medan," kata Mbah Moen.

Penanda lain Jateng adalah pusatnya kejayaan Indonesia pada masa dahulu adalah lahirnya filsafat Sansekerta yang memiliki arti sangat mendalam. Sansekerta dikemas dalam basa yang sangat sastrawi yakni bahasa Kawi yang memiliki irama yang diwariskan hingga sekarang, seperti dandang gula, sinom, pangkur dan sebagainya.

"Itu pertama kali. Karena itu, menurut Mbah Moen, Jawa Tengah menjadi tolok ukuran." kata Mbah Moen.

Menurut Mbah Moen, kalau Jawa Tengah lebih baik, "Insya Allah Indonesia akan jaya. Kita mengetahui bahwa Jateng adalah perubahan apa yang ada di Indonesia, dan menjadi titik sentral," ujarnya.

Selain memberi wejangan, Mbah Moen juga mengingatkan bagaimana PDIP mengalami kemajuan yang pesat hingga sekarang. Sifat nasionalis yang melekat menjadikan PDIP butuh sosok yang religius. Ia mengatakan, meski mendarah di Nahdatul Ulama (NU), namun NU bukan hanya menjadi milik satu partai saja.

"Sebaiknya kita galang antara religius dan nasionalis. Dulu saat negara dibangun ada PNI-PKI, NU-dan apa lagi semua mau masuk. Untungnya Bung Karno bisa mengembalikan bangsa ini pada Pancasila," tandasnya.

Petahana Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, PDI Perjuangan memiliki sisi religius yang tinggi namun jarang diketahui publik. Ia pun ikut memuji Mbah Moen sebagai sosok yang mendidik dan memberikannya banyak ilmu bermanfaat.

Dalam kegiatan silaturahim itu, Megawati tak berkomentar apa pun. Dia terlihat asyik mengobrol bersama Mbah Maimun Zubair dan Taj Yasin serta kader PDIP lainnya.

FITRIA RAHMAWATI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus